Punya kucing peliharaan terkadang menggemaskan dan membuat jatuh cinta. Tak segan sang pemilik mencium kucing peliharaan itu. Namun, apakah kebiasaan ini berbahaya?
Dosen Pendidikan Biologi UM Surabaya, Nur Hidayatullah Ramadhon, menyatakan bahwa mencium kucing dapat memiliki risiko tertentu, termasuk penularan penyakit. Kucing dapat membawa berbagai mikroorganisme yang dapat ditularkan ke manusia melalui air liur atau bulunya. Misalnya, toxoplasmosis, infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, dapat ditularkan melalui kontak dengan kucing yang terinfeksi. Selain itu, penyakit kulit seperti kurap juga bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan kucing atau lingkungan mereka.
Menurut Dayat, ciuman pada kucing juga bisa menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Bulu kucing atau protein dalam air liurnya dapat menyebabkan gejala seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau bersin-bersin pada orang yang peka terhadap alergen tersebut.
Untuk menghadapi risiko ini, penting bagi pemilik kucing untuk memperhatikan kebersihan dan kesehatan kucing mereka. Pemeriksaan rutin ke dokter hewan, menjaga kebersihan lingkungan, dan memberikan makanan sehat dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit.
Selain itu, mengurangi frekuensi berciuman pada kucing dan memperhatikan tanda-tanda ketidaknyamanan pada hewan peliharaan juga penting untuk mencegah terbentuknya kebiasaan buruk.
Meskipun mencium kucing sebagai bentuk kasih sayang adalah tindakan baik, tetap perlu waspada terhadap risikonya. Dengan menjaga kebersihan, kesehatan kucing, dan kesehatan diri sendiri, kita dapat menjaga hubungan yang harmonis dan sehat dengan hewan peliharaan kita tercinta.