Menjaga Harmoni: Kebangsaan dan Keagamaan dalam Keselarasan

loading…

Menteri Agama Nasaruddin Umar kasih sambutan dan buka acara Cahaya Hati Cahaya Indonesia yang temanya Doa Untuk Bangsa di Masjid Istiqlal, Jakarta, hari Jumat (26/9/2025). Foto/Isra Triansyah

JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar ngasih tausiah di acara Cahaya Hati Cahaya Indonesia yang diadain sama iNews Media Group di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025) malam. Menag ngasih pesan tentang indahnya Indonesia.

“Jadi jangan dipertentangkan antara kebangsaan sama keagamaan. Buat kita di Indonesia, kita bisa jadi orang Islam 100 persen, tapi kita juga bisa jadi bangsa Indonesia 100 persen. Gak boleh dan gak mungkin kita pertentangkan, inilah Indonesia yang cantik,” katanya.

Imam Besar Masjid Istiqlal itu cerita tentang Rasulullah SAW yang diutus Allah SWT gak cuma sebagai pemimpin umat, tapi juga pemimpin bangsa. “Bahkan, Rasulullah di Madinah kadang-kadang Rasulullah lebih nunjukkin diri sebagai pemimpin umat daripada pemimpin bangsa. Tapi di waktu-waktu tertentu, Rasulullah juga kadang lebih nunjukkin sebagai pemimpin bangsa daripada pemimpin umat,” jelas Nasaruddin.

Dia terus kasih contoh waktu Rasulullah SAW nunjukkin diri sebagai pemimpin umat dan waktu sebagai pemimpin bangsa. Misalnya di Perjanjian Hudaibiyah seperti yang diceritain di Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, begitu juga di Masjid Quba yang sering dipake buat rapat antar umat beragama.

Makanya, Nasaruddin ingetin semua masyarakat Indonesia, khususnya umat Muslim, biar jangan mempertentangkan antara kebangsaan dan keagamaan.

Nasaruddin juga nganggep acara bertema Doa Untuk Bangsa ini sangat penting di jaman sekarang. Ini karena banyak muncul negara-negara gagal di dunia.

“Makanya Doa Untuk Bangsa itu sangat kita perluin di masa-masa kayak sekarang. Banyak negara gagal, listriknya aja gak bisa nyala, cuma tiga hari. Ada yang nyalanya cuma malem, siangnya mati,” kata Nasaruddin.

MEMBACA  3 Mantan Direktur ASDP Dituntut atas Kerugian Negara Rp1,2 Triliun

Menurut Nasaruddin, gak sedikit negara yang gak bisa kasih akses sekolah buat warganya sendiri. Sebaliknya, Indonesia malah masih bisa kasih beberapa fasilitas ke warganya. “Alhamdulillah, kita di Indonesia wajib bersyukur, di tengah krisis kayak gini kita punya sekolah gratis, Sekolah Rakyat. Ada makanan gratis, bergizi lagi,” kata Nasaruddin.

Selain itu, kata dia, ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang kasih bantuan langsung ke mereka-mereka yang kena musibah banjir, kebakaran, dan longsor.

Nasaruddin terus ingetin kalo doa bisa jadi cara buat ngucapin syukur. Doa, kata Nasaruddin, gak cuma dipanjatkin pas orang mau minta sesuatu atau lagi ada masalah.

“Makanya doa kita malam ini selain bersyukur juga terus berdoa biar kita gak kena musibah kayak negara-negara gagal itu,” tegasnya.

(zik)