Menhan Perintahkan Pemeriksaan Bahan Baku Masakan untuk Cegah Keracunan di Satuan TNI

Jumat, 26 September 2025 – 19:41 WIB

Boyolali, VIVA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan bahwa pengawasan yang ketat diterapkan di setiap proses di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tujuannya untuk mencegah terjadinya keracunan makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pernyataan ini disampaikan Panglima TNI saat meresmikan 339 Sentra Penyediaan Pangan dan Gizi (SPPG) TNI. Acara tersebut berlangsung di Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar, Jawa Tengah.

“Saya sudah perintahkan ke semua komandan satuan untuk mengecek semuanya, mulai dari bahan baku yang dibeli, peralatannya, sampai cara masaknya biar waktunya tidak terlalu lama. Jadi dari proses masak sampai makanan dikonsumsi anak-anak harus diawasi. Pengiriman juga kami pantau secara langsung,” kata Jenderal Agus Subiyanto.

Dia menjelaskan bahwa hingga saat ini TNI telah mengoperasikan 113 SPPG. “Baru saja saya launching 339 SPPG lagi yang tersebar di satuan-satuan seperti Batalyon, Kodim, Lanal, dan lain-lain. Ini untuk mendukung Program MBG,” jelasnya.

Dengan adanya penambahan ini, diharapkan jumlah penerima manfaat akan terus bertambah setiap harinya.

“Kami juga berencana membangun lebih banyak SPPG di berbagai daerah. Ini sekaligus bisa membuka lapangan kerja untuk masyarakat. Tadi saya lihat yang jadi juru masak adalah ibu-ibu dari sekitar Solo Raya,” tambah Agus Subiyanto.

Keberadaan SPPG juga dinilai dapat membuka rantai pasok bagi petani, peternak, nelayan, dan UMKM. Mereka bisa menjual hasil produksi mereka ke Koperasi Merah Putih, yang kemudian akan dibeli oleh SPPG untuk diolah. “Hal ini juga membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di setiap desa,” ujarnya.

Tujuan utama Program MBG adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.

MEMBACA  Mengajar Bahasa Irlandia di TV Kanada untuk Hari St Patrick

Sementara itu, Kepala SPPG 1 TNI AU Adi Soemarmo, Rifky Sheva, menjelaskan bahwa pengawasan dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari kedatangan bahan baku hingga pengiriman makanan ke sekolah-sekolah.

“Kami melakukan quality control pada semua bahan baku yang datang. Di sini kami menggunakan bahan yang segar, langsung dimasak saat itu juga. Kami memilih pemasok yang bisa mengantarkan bahan di dini hari,” katanya.

Mereka juga meminimalkan penyimpanan bahan, baik sayuran maupun daging. “Khusus untuk daging ayam, kami ambil dari tempat pemotongan ayam dan dikirim ke sini sekitar jam 12 malam,” jelas Rifky.

Saai ini, SPPG tersebut melayani pembuatan sekitar 3.728 porsi per hari, dengan pengiriman empat hari dalam seminggu (Senin hingga Kamis). “Rencananya periode depan akan jadi enam hari. Kami memiliki 47 relawan, satu akuntan, satu ahli gizi, dan satu Kepala SPPG,” pungkasnya.