Mengubah Limbah Menjadi Nilai Tambah: Inovasi Industri Indonesia Jadi Sorotan di COP30 Brazil

Rabu, 19 November 2025 – 19:35 WIB

Jakarta, VIVA – Sebagai salah satu forum global terbesar tentang perubahan iklim, Conference of the Parties 30 (COP30) di Belém, Brazil, kembali jadi panggung bagi negara-negara dan pelaku industri untuk menunjukan komitmen nyata hadapi krisis iklim. Tahun ini, isu transisi hijau dan pengurangan emisi jadi sorotan, terutama terkait bagaimana sektor industri menerapkan efisiensi produksi tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga:
Micro Layoff Jadi Bagian Tren Kerja 2026, Apa Artinya untuk Pekerja?

Di tengah dorongan global menuju ekonomi hijau, berbagai inovasi pemanfaatan limbah industri mulai menempati posisi penting dalam diskusi transisi energi dan dekarbonisasi.

Dalam konteks ini, Indonesia juga membawa berbagai inisiatif yang mencerminkan upaya menekan emisi melalui strategi ekonomi sirkular. Salah satu kontribusi datang dari sektor manufaktur pupuk, yang menunjukan langkah-langkah teknis dan inovatif dalam mengubah limbah jadi sumber daya yang bernilai.

Baca Juga:
Volkswagen Diambang Krisis Keungan, Proyek Model Mobil Baru Terancam Berhenti!

Lewat pendekatan ini, perusahaan di Tanah Air ingin menegaskan bahwa keberlanjutan bukan cuma wacana, tapi praktik yang terus dikembangkan lewat riset dan implementasi di lapangan.

Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, menjadi salah satu wakil Indonesia di forum Conference of the Parties 30 (COP30) di Belém, Brazil. Perusahaan memaparkan komitmen dekarbonisasi melalui penerapan strategi Ekonomi Sirkular, sebagai kontribusi langsung untuk pengurangan emisi karbon dan peningkatan efisiensi produksi.

Baca Juga:
Geger! Nelayan Ribut dengan TNI AL di Tengah Laut karena Dituding Bekingi Perusahaan Minyak, Begini Faktanya

Solusi ini disampaikan oleh Senior Vice President (SVP) Teknologi & K3LH, Bambang Ariwibowo, yang membahas strategi atau roadmap perusahaan dalam mendukung upaya dekarbonisasi. Sementara itu, Vice President (VP) Lingkungan Hidup, Bagus Eka Saputra, mempresentasikan ekosistem inovasi yang sudah dijalankan perusahaan dalam menghadapi perubahan iklim dunia.

MEMBACA  NIKE, Inc. Umumkan Perubahan Pimpinan Senior untuk Percepat Langkah "Menang Saat Ini"

Mereka berdua hadir mewakili Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob. Secara terpisah, Daconi Khotob menjelaskan bahwa perusahaannya mengoperasikan 36 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan mencapai 11 juta ton, mencakup produk pupuk dan non-pupuk.

Ekosistem produksi yang besar ini punya dampak lingkungan yang signifikan. Karena itu, sejak 2021 perusahaan mulai menjalankan berbagai inisiatif dekarbonisasi yang didukung oleh strategi Ekonomi Sirkular.

“Penerapan Ekonomi Sirkular di kami berfokus pada pemanfaatan produk samping (byproduct) menjadi produk bernilai tambah,” kata Daconi, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu 19 November 2025.

“Yang awalnya merupakan cost center sebagai bagian dari komitmen kami mengurangi emisi karbon, sekarang berhasil menciptakan nilai tambah sekaligus menawarkan solusi konkret dalam menjaga kelestarian lingkungan perusahaan,” ujarnya.