Kolaborasi antara layar lipat Galaxy Z Fold7 dan kecerdasan Gemini Live menghadirkan pengalaman seperti otak kedua. Ini mengubah cara kita bekerja dan berkreasi menjadi lebih intuitif.
Di era dimana batas dunia fisik dan digital semakin kabur, smartphone bukan cuma alat komunikasi lagi. Dia sudah menjadi ekstensi pikiran kita, sebuah "otak kedua" yang siap diajak interaksi.
Ini lah narasi yang diusung banyak brand smartphone di tahun 2025, termasuk Samsung dengan Galaxy Z Fold7-nya. Perangkat ini nggak cuma menawarkan layar yang fleksibel, tapi juga integrasi AI yang kuat melalui Gemini Live.
Kehadiran AI ini beneran mengubah landscape produktivitas. Menurut riset Kantar, 59% masyarakat Indonesia sudah pernah mencoba teknologi AI. Bahkan, di ekosistem Samsung sendiri, 9 dari 10 pengguna sudah pakai Galaxy AI dan Google Gemini dalam kegiatan sehari-hari. Angka ini menunjukkan bahwa kita sudah masuk ke babak baru interaksi antara manusia dan mesin.
Dialektika Digital di Saku: Menguji Kecerdasan Galaxy Z Fold7
Pusat dari semua pengalaman ini ada di layar utama Galaxy Z Fold7 yang luasnya 8,0 inci, dengan rasio screen-to-body mencapai 90%. Di kanvas digital inilah proses kreatif dan produktif menemukan ruangnya.
Dengan dukungan chipset Snapdragon 8 Elite for Galaxy, fitur Multi Window sekarang bukan cuma untuk bagi layar, tapi lebih seperti orkestrasi tugas. Kamu bisa menjalankan sampe tiga aplikasi sekaligus—nonton video, catat hal penting, dan balas email—tanpa lag.