Jakarta (ANTARA) – Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia saat ini sedang mengalami momentum transformasi yang luar biasa. Di tengah ketidakpastian global dan tekanan geopolitik, sektor ini menunjukkan semangat yang kuat untuk ekspansi dan adopsi teknologi yang signifikan.
Berdasarkan survei tahunan oleh CPA Australia, salah satu badan akuntansi terbesar di dunia, tahun 2024 merupakan tahun terbaik dalam lima tahun terakhir bagi UKM Indonesia, yang mencatat pertumbuhan sebesar 83 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan 80 persen yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Ada alasan untuk optimisme di tahun 2025, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai 87 persen, yang menempatkan Indonesia di antara tiga negara dengan prospek pertumbuhan tertinggi di wilayah Asia-Pasifik.
Ini bukan hanya statistik, tetapi cerminan dari kekuatan kewirausahaan dalam mendorong ekonomi domestik.
Ketua komite penasihat CPA Australia di Indonesia, Dr. Hendro Lukman, mengatakan bahwa optimisme ini telah dipengaruhi oleh fokus yang kuat pada teknologi dan ekonomi yang stabil.
Dengan 85 persen dari mereka berusia di bawah 50 tahun, pemilik bisnis kecil bukan hanya mewakili generasi baru yang mahir dalam teknologi tetapi juga pergeseran paradigma dalam bisnis, dari sekadar bertahan hingga mendorong inovasi dan ekspansi.
Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa 37 persen pemilik bisnis berencana untuk mengenalkan produk, layanan, atau model bisnis baru tahun ini.
Mereka tidak hanya mengadopsi teknologi sebagai alat, tetapi menjadikannya tulang punggung model bisnis mereka–mulai dari menggunakan sistem pembayaran digital hingga mengadopsi strategi pemasaran online.
Transformasi digital juga telah menunjukkan hasil konkret. Sebanyak 68 persen UKM yang berinvestasi dalam teknologi melaporkan peningkatan laba.
Lebih dari 74 persen penjualan mereka dilakukan dengan pembayaran digital.
Sebelum pandemi, angka tersebut berada pada 54 persen. Hal ini menunjukkan bahwa digitalisasi bukan hanya sebagai pelengkap tetapi kebutuhan utama.
Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara dengan adopsi teknologi paling progresif di antara 11 negara yang disurvei oleh CPA Australia, bersaing dengan pusat inovasi seperti Tiongkok dan India.
Keamanan Siber
Namun, kemajuan ini tidak datang tanpa risiko. Ketergantungan mereka yang semakin besar pada teknologi telah membuat UKM Indonesia lebih rentan terhadap serangan siber.
Sebanyak 50 persen UKM melaporkan kerugian akibat serangan siber pada tahun 2024, melampaui rata-rata regional sebesar 40 persen.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah hanya 48 persen UKM yang telah meninjau keamanan digital mereka dalam enam bulan terakhir.
Di tengah lonjakan digitalisasi, perlindungan data dan langkah mitigasi sangat penting.
Absennya ketahanan siber yang memadai tidak hanya akan mengancam sistem internal tetapi juga mengancam kepercayaan pelanggan, yang sangat penting bagi keberlangsungan UKM.
Sementara itu, dinamika pembiayaan menunjukkan dorongan kuat untuk ekspansi. Tiga dari empat UKM mencari pembiayaan eksternal pada tahun 2024, dan 59 persen dari mereka melakukannya untuk pertumbuhan bisnis, bukan untuk menjaga operasional.
Meskipun tantangan dalam mengakses pembiayaan masih ada, dengan lebih dari sepertiga bisnis melaporkan hambatan dalam mendapatkan modal, dominasi bank sebagai penyedia utama pembiayaan terus menunjukkan stabilitas sistem keuangan nasional.
Namun, untuk memastikan pembiayaan benar-benar inklusif, perlu meningkatkan literasi keuangan.
Banyak bisnis belum memiliki pemahaman untuk menyusun proposal bisnis yang solid atau memanfaatkan skema pembiayaan alternatif seperti modal ventura dan platform pinjaman digital.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merancang regulasi untuk menyederhanakan akses pembiayaan bagi mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang dianggap sebagai langkah positif untuk memperluas pertumbuhan sektor tersebut.
CPA Australia telah mendukung inisiatif ini dengan meluncurkan Panduan Manajemen UMKM untuk meningkatkan literasi keuangan para pelaku bisnis kecil.
Kombinasi regulasi yang proaktif dan upaya pemberdayaan kapasitas diharapkan akan menciptakan ekosistem yang memungkinkan UKM tidak hanya bertahan tetapi juga terus berkembang.
Tantangan Perdagangan
Mengingat dinamika global saat ini, ancaman eksternal tidak dapat diabaikan. Tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia telah menciptakan tantangan baru bagi UKM yang sedang mengejar ekspor, meskipun tarif tersebut ditunda selama beberapa bulan.
Namun, daripada menjadi hambatan, tarif tersebut dapat menjadi pendorong untuk diversifikasi pasar.
Pengusaha visioner melihat kebijakan ini sebagai panggilan untuk menjelajahi pasar non-AS, seperti Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika, yang mulai menunjukkan potensi.
Dengan pendekatan yang strategis dan berbasis riset pasar, hambatan tersebut dapat diubah menjadi peluang.
Di tengah tantangan dan peluang, satu hal yang menonjol adalah semangat tak kenal lelah para pelaku bisnis kecil di Indonesia.
Mereka bukan hanya tiang ekonomi negara, tetapi juga simbol dari kebangkitan ekonomi berbasis masyarakat.
Mereka adalah bukti bahwa ketika diberi kesempatan untuk berkembang dan mengakses teknologi, pembiayaan, dan perlindungan digital yang memadai, UKM dapat menjadi penggerak utama ekonomi yang inklusif dan tangguh.
Menteri UMKM Maman Abdurahman bahkan menyebut pemain UMKM sebagai simbol optimisme, yang memainkan peran dalam menjaga harapan di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lesu oleh beberapa pihak.
Menurut menteri, para pemain UMKM telah menunjukkan ketahanan mereka. Oleh karena itu, tugas pemerintah adalah untuk menjamin dan mendukung mereka demi pertumbuhan ekonomi yang adil.
Masa depan ekonomi Indonesia akan sangat ditentukan oleh kemampuan UKM untuk menjaga momentum, terus berinovasi, dan menjalin jaringan untuk memperluas pasar mereka.
Berita terkait: Transformasi digital kunci untuk membuka pertumbuhan UMKM: Menteri Hafid
Berita terkait: Pemerintah RI menargetkan ekspor UMKM sebesar US$18,84 miliar pada 2025
Translator: Hanni Sofia, Raka Adji
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025