Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin Indonesia, mendukung insentif fiskal bagi industri otomotif yang diyakini akan memiliki dampak besar. Program Link and Match yang dijalankan oleh PT Astra International Tbk dan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam bidang otomotif tidak hanya mencegah deindustrialisasi, tetapi juga memperkuat rantai pasokan dan mendorong usaha kecil menengah. Insentif fiskal untuk industri otomotif dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik.
Anindya menyatakan dukungan Kadin terhadap insentif fiskal bagi industri otomotif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza. Dia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan insentif bagi industri yang mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu. Namun, jika Kementerian Keuangan memberikan insentif fiskal tambahan untuk industri otomotif, dampaknya dapat sangat signifikan bagi industri dan perekonomian secara keseluruhan.
Pada acara Link & Match yang diadakan oleh Kementerian Perindustrian, Anindya hadir bersama dengan sejumlah pejabat dan pengusaha terkait. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, serta perwakilan dari PT Astra International turut hadir dalam acara tersebut.
Selain itu, Anindya juga menyoroti potensi transaksi yang dapat dihasilkan dari kerjasama antara Agen Pemegang Merek (APM) tingkat 1 dan industri komponen otomotif. Dia mengungkapkan bahwa transaksi antara APM tier 1 dan IKM dapat mencapai total Rp130 miliar per tahun.
Selaku Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya mengajak para pelaku usaha untuk memanfaatkan kesempatan pertemuan bisnis seperti Link and Match untuk meningkatkan industri komponen otomotif. Dia menegaskan bahwa Kadin memiliki jaringan luas yang mencakup seluruh perusahaan dan koperasi di Indonesia, sehingga dapat memberikan dukungan yang komprehensif dalam pengembangan industri otomotif.
Acara Link and Match ini juga menghasilkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) secara simbolis antara 28 APM tier 1 dan 57 IKM. Sebelumnya, acara serupa pada November 2022 telah menghasilkan MoU antara 16 APM tier 1 dan 32 IKM dengan nilai potensial omzet sebesar Rp115 miliar.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan keterlibatan aktif dari berbagai pihak terkait, industri otomotif di Indonesia diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.