Mengelilingi – Jokowi menyatakan kolaborasi kunci untuk menyelesaikan masalah air

\”Forum ini dimaksudkan untuk memperkuat komitmen kami dan merumuskan tindakan konkret terkait manajemen air yang inklusif dan berkelanjutan,\” Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa kolaborasi adalah kunci kesuksesan dunia dalam mengatasi tantangan global terkait air.

Jokowi mengatakan hal tersebut saat pembukaan KTT Forum Air Dunia ke-10 (WWF) di Bali International Convention Center (BICC), Bali, pada hari Senin.

\”Dengan berkumpul bersama di Bali hari ini, tentu Indonesia berharap dunia dapat bergandengan tangan terus-menerus untuk memperkuat komitmen kolaborasi dalam mengatasi tantangan global terkait air,\” katanya.

Jokowi menyoroti ketersediaan air bersih yang semakin berkurang sebagai tantangan global saat ini. Dari 72 persen permukaan bumi yang tercakup oleh air, hanya satu persen yang dapat diakses dan digunakan sebagai air minum dan memenuhi kebutuhan sanitasi.

Presiden menyatakan bahwa pada tahun 2050, sekitar 500 juta petani kecil, yang menyumbang 80 persen makanan dunia, diprediksi akan paling rentan terhadap kekeringan.

\”Tidak ada air, tidak ada kehidupan, tidak ada pertumbuhan. Oleh karena itu, air harus dikelola dengan baik karena setiap tetes air sangat berharga,\” katanya.

Jokowi juga menyoroti pencapaian pemerintahannya dalam membangun dan memperkuat infrastruktur air domestik kepada para kepala negara yang hadir dalam Pertemuan Tingkat Tinggi (HLM) WWF ke-10 di Nusa Dua, Bali, pada hari Senin.

\”Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur airnya dengan membangun 42 bendungan; 1,18 juta hektar jaringan irigasi; dan 2.156 kilometer pengendalian banjir dan perlindungan pantai; serta merehabilitasi 4,3 juta hektar jaringan irigasi,\” ujarnya.

Kepala negara kemudian menekankan peran penting air, yang juga digunakan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya terapung (PLTS) di Waduk Cirata, Jawa Barat, sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.

MEMBACA  Meskipun Interpol Memperbaiki, Penguasa Otoriter Menemukan Cara Baru untuk Menyalahgunakannya

Beliau menyampaikan bahwa peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Presiden juga mengutip penelitian Bank Dunia yang memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga enam persen pada tahun 2050.

\”Kelangkaan air juga dapat memicu perang dan dapat menjadi sumber bencana. Terlalu banyak air atau terlalu sedikit air sama-sama dapat menjadi masalah bagi dunia,\” katanya.

Oleh karena itu, beliau memastikan bahwa WWF ke-10 sangat strategis untuk merevitalisasi tindakan nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air yang terintegrasi.

Jokowi juga menggarisbawahi empat inisiatif baru yang diusulkan oleh Indonesia sebagai tuan rumah WWF ke-10 dalam HLM di Bali.

\”Inisiatif pertama adalah pembentukan Hari Danau Dunia,\” kata Jokowi.

Selain itu, Indonesia mendorong pembentukan pusat keunggulan di wilayah Asia-Pasifik. Di bawah inisiatif ketiga, Indonesia mendorong manajemen air yang berkelanjutan di negara-negara kepulauan kecil, sementara inisiatif keempat berkaitan dengan promosi proyek-proyek air.

Kepala negara juga merinci beberapa aspek konsisten yang harus terus didorong, termasuk meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, khususnya bagi negara-negara kepulauan kecil dan yang mengalami kelangkaan air.

Kedua, Indonesia juga terus memberdayakan \”hidrodiplomasi\” untuk kerja sama konkret dan inovatif, menghindari persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas, tambahnya.

Ketiga, Indonesia secara konsisten memperkuat \”kepemimpinan politik\” sebagai kunci keberhasilan berbagai kolaborasi menuju keamanan air yang berkelanjutan.

Menyampaikan kepada para kepala negara yang hadir dalam pertemuan tersebut, Jokowi menekankan bahwa peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia.

Menurut presiden, kelangkaan air dapat memicu perang dan dapat menjadi sumber bencana. Selain itu, kelebihan atau kekurangan air dapat menjadi masalah bagi dunia.

MEMBACA  Misi Odysseus Sukses! Foto Pertama Nova-C Menampilkan Pemandangan Bumi yang Luar Biasa

Jokowi mengatakan bahwa WWF ke-10 strategis untuk merevitalisasi tindakan nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air yang terintegrasi.

Beliau mendesak para kepala negara yang menghadiri WWF ke-10 untuk mengambil tindakan yang bertujuan untuk mewujudkan manajemen air yang inklusif dan berkelanjutan.

Jokowi memastikan bahwa pertemuan terbesar di dunia yang bertema air ini seharusnya mendorong para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan konkret dan memperkuat komitmen bersama untuk bertukar wawasan, merumuskan solusi inovatif, dan membuka jalan bagi pengelolaan terpadu sumber daya air.

\”Forum ini dimaksudkan untuk memperkuat komitmen kami dan merumuskan tindakan konkret terkait manajemen air yang inklusif dan berkelanjutan,\” katanya.

Jokowi menekankan bahwa air memainkan peran krusial dalam kehidupan manusia dan mungkin disebut sebagai \”minyak berikutnya\” di masa depan, mencatat bahwa kelangkaan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga enam persen pada tahun 2050.

Mengakui pentingnya air, presiden memastikan bahwa Indonesia telah berupaya untuk memperkuat infrastruktur airnya dengan membangun 42 bendungan dan mengembangkan 1,18 juta hektar jaringan irigasi dalam satu dekade terakhir.

Lebih lanjut, Pemerintah Indonesia telah merehabilitasi jaringan irigasi yang meliputi area seluas 4,3 juta hektar dan mengembangkan 2.156 kilometer struktur pengendalian banjir dan perlindungan pantai, tambahnya.

Berita terkait: Banyak negara berminat untuk menciptakan Dana Air Global: pejabat

Berita terkait: Jokowi menyerukan tindakan global tentang manajemen air yang berkelanjutan

Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2024