Rabu, 13 Agustus 2025 – 02:20 WIB
VIVA – Amerika Serikat terkenal sebagai negara adidaya dengan anggaran pertahan terbesar di dunia, mencapai 877 miliar dolar AS pada 2023. Tapi, kekuatan ini tidak hanya bersumber dari senjata canggih atau pasukan elit, melainkan dari jaringan pangkalan militer yang tersebar di seluruh dunia.
Baca Juga:
AS-China Perpanjang Gencatan Senjata Tarif Selama 90 Hari
Menurut laporan Quincy Institute for Responsible Statecraft, AS sekarang punya sekitar 750 pangkalan militer di lebih dari 80 negara.
“Tidak ada negara lain dalam sejarah yang memiliki jaringan pangkalan luar negeri sebesar ini. Jaringannya nyaris global, dari Eropa hingga Pasifik,” kata David Vine, Peneliti Senior Quincy Institute, dalam bukunya Drawdown: Improving U.S. and Global Security Through Military Base Closures Abroad.
Baca Juga:
Sangar! Penampakan Perdana Jet Tempur Rafale Milik Indonesia
Laporan itu menyebut jumlah pangkalan AS hampir tiga kali lipat dari jumlah kedutaan dan konsulatnya di dunia. “Kehadiran ini bukan hanya untuk operasi militer, tapi juga alat diplomasi dan pengaruh politik,” tulis Quincy Institute.
Pangkalan Militer AS di Al Udeid, Qatar
Tujuan Strategis Pangkalan Militer AS
Kecepatan respons jadi alasan utama. Dengan pangkalan di lokasi strategis, militer AS bisa mengirim pasukan dan perlengkapan perang dalam hitungan jam.
“Pangkalan ini memungkinkan AS memproyeksikan kekuatan dengan cepat ke hampir semua titik di dunia,” ujar Mark Cancian dari CSIS dalam wawancara dengan Al Jazeera.
Fungsi deterrence (pencegahan) juga penting. Kehadiran militer AS di daerah rawan memberi sinyal bahwa agresi akan ditanggapi dengan kekuatan penuh. Selain itu, pangkalan juga jadi pusat komunikasi, intelijen, dan operasi khusus.
“Banyak pangkalan luar negeri yang jadi pusat kendali operasi drone dan misi intelijen rahasia,” ungkap laporan The Intercept.
Perlindungan jalur perdagangan strategis juga prioritas. Contohnya, pangkalan di Qatar dan Bahrain terkait erat dengan keamanan distribusi minyak global.
Sejarah dan Persebaran
Jaringan pangkalan AS mulai terbentuk setelah Perang Dunia II dan berkembang pesat selama Perang Dingin untuk menahan pengaruh Uni Soviet.
- Eropa: Pangkalan Udara Ramstein di Jerman adalah pusat logistik dan operasi udara terbesar NATO. "Ramstein adalah kunci operasi udara AS di Eropa dan Afrika," kata Komando AU AS di Eropa.
- Asia: Jepang dan Korea Selatan jadi pusat kekuatan hadapi Tiongkok dan Korea Utara. Camp Humphreys di Korsel bahkan disebut pangkalan AS terbesar di luar negeri.
- Afrika: Camp Lemonnier di Djibouti jadi markas operasi AS di Yaman dan Somalia. Pentagon menyebutnya “pos terdepan vital di Afrika Timur.”
Halaman Selanjutnya
"Banyak pangkalan di luar negeri yang jadi pusat kendali operasi drone dan misi intelijen rahasia," ungkap The Intercept.(Typos: "pertahan" seharusnya "pertahanan", "militer" seharusnya "militer")