Perjalanan Rasulullah SAW saat Isra Mikraj terjadi pada malam hari ternyata memiliki alasan tersendiri, terutama dalam melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Tanggal 27 Rajab merupakan waktu di mana umat Islam memperingati peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa agung ini dicatat dalam Al-Qur’an sebagai bukti akan kebesaran Allah. Mengapa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari?
Rasulullah SAW diperjalankan pada malam hari karena Allah SWT ingin menyenangkan hati Nabi di tengah kesulitan yang dihadapi dalam menghadapi orang-orang kafir di Makkah yang menolak dakwahnya. Allah memperjalankan Nabi dari Masjid Al-Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina sebagai bentuk kebaikan dan kemurahan-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
\”Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.\” (QS. Al-Isra Ayat 1)
Peristiwa Isra merujuk pada perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa pada malam hari. Sementara peristiwa Mikraj, yaitu naiknya Nabi dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha, tidak dijelaskan dalam ayat tersebut tetapi diisyaratkan dalam Surat An-Najm.
Allah memulai firman-Nya dengan kata \”Subhana\” untuk menunjukkan bahwa peristiwa tersebut luar biasa dan hanya terjadi atas kehendak dan kekuasaan-Nya. Kata \”Asra\” dalam bahasa Arab berarti perjalanan malam hari, sehingga kejadian Isra benar-benar terjadi pada malam hari. Allah memilih malam sebagai waktu perjalanan Nabi karena itu adalah waktu yang paling utama bagi hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam ayat tersebut, \”Abdihi\” merujuk kepada Nabi Muhammad yang terpilih sebagai Nabi terakhir. Allah memilih malam hari untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi. Perjalanan ini dimulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Allah ingin menunjukkan kebesaran-Nya kepada Nabi melalui pengalaman-pengalaman berharga yang disaksikan oleh Nabi dalam perjalanannya.
Peristiwa Isra diyakini terjadi setelah Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul, sekitar satu tahun sebelum Hijrah. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa ini terjadi pada bulan Rajab Tahun ke-12 setelah pengangkatan Nabi sebagai Nabi terakhir. Ada juga yang meyakini bahwa Isra dan Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab. Wallahu A’lam.