Senin, 04 November 2024 – 11:34 WIB
Deklarator Banteng Ketaton Jawa Timur Saridin Widodo. Foto: source JPNN
jatim.jpnn.com, SURABAYA – Fenomena kotak kosong di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya dinilai untuk melemahkan kekuatan politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Surabaya.
Hal itu diungkapkan oleh Deklarator Banteng Ketaton Jawa Timur Saridin Widodo. Pernyataan itu disampaikan bukan tanpa alasan. Sebab, pasangan calon tunggal Eri Cahyadi-Armuji diusung 18 partai politik.
Saridin menyebut PDI Perjuangan partai besar dengan kekuatan akar rumput yang solid, termasuk barisan Banteng Ketaton yang sejak 2020 menjadi kekuatan loyalis PDIP dengan pergerakan \’gorong-gorong\’, untuk mengusung calon dari partai sendiri.
\”Sepertinya Eri Cahyadi-Armuji tidak percaya diri sehingga fenomena dukungan belasan parpol ini bisa menjadi bumerang nantinya,\” kata Saridin, Minggu (3/11).
Saridin mengatakan saat ini masyarakat Surabaya sudah cerdas secara politik dalam melihat sosok pemimpin. Kontestasi memunculkan calon tunggal melawan kotak kosong, dinilai tidak lagi menjadi tren dalam memenangkan strategi politik.
“Spekulasi kemenangan kotak kosong dinilai Romo Saridin bisa terjadi. Toh, jika kemenangan Eri Cahyadi-Armuji terjadi sebaliknya maka kemenangan bukanlah hasil dari perjuangan partai,” ucap dia.
\”Kalau sudah begitu, Eri Cahyadi-Armuji tidak lagi mengemban marwah partai. Malah terkesan mementingkan syahwat kekuasaan belaka,\” tuturnya.
Selama ini, kader-kader terbaik partai berlambang kepala banteng moncong putih Surabaya telah membawa Surabaya dengan identitas Kepemimpinan yang mengakar.
Soal fenomena kotak kosong di Pilkada Surabaya, begini Banteng Ketaton Jatim
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News