Mendukung Keberlanjutan Lingkungan, Dosen Fakultas Teknik Atma Jaya Mengembangkan PLTB Kaktus

PLTB kaktus ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya, Ir. Tajuddin Nur, MT, Ph.D. Foto: dok source for JPNN jpnn.com, JAKARTA – Dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya terus berinovasi menorehkan prestasi dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berbentuk kaktus. Inovasi ini merupakan bagian dari komitmen Atma Jaya dalam mendukung keberlanjutan (sustainability) dan pengurangan dampak perubahan iklim. PLTB kaktus ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya, Ir. Tajuddin Nur, MT, Ph.D. PLTB kaktus dirancang khusus untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi angin dalam bentuk hembusan angin di daerah dengankecepatan angin yang tidak stabil. Untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit, maka PLTB di kampus Unika Atma Jaya, dirancang terintegrasi dengan 3 set turbin serta generator magnet permanen sehingga menyerupai “pohon kaktus”. Bentuknya yang unik menyerupai kaktus, memungkinkan turbin untuk menangkap angin dari berbagai arah. Selain itu, penggunaan material tertentu pada baling-baling turbin juga bisa meningkatkan efisiensi konversi energiangin menjadi listrik. “Menimbang kondisi topografi di Unika Atma Jaya, Kampus BSD, maka pembangunan PLTB dapat menjadi pilihan yang tepat. Kampus BSD Unika Atma Jaya berada pada lokasi yang strategis, diapit oleh dataran tinggi dan rendah sehingga menciptakan kondisi ideal untukpemanfaatan angin secara konsisten. Dengan inovasi ini, diharapkan PLTB dapat memenuhikebutuhan listrik dalam lingkungan kampus dan memberikan kontribusi positif bagipenyediaan energi di daerah sekitarnya”, ujar Ir. Tajuddin, dosen Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya. Pengembangan PLTB kaktus oleh Unika Atma Jaya merupakan langkah nyata dalam mendukung upaya menuju keberlanjutan lingkungan. Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

MEMBACA  Maskapai Jerman Lufthansa menaikkan harga tiket karena biaya lingkungan