Mendorong Pembayaran Digital QRIS di Kalangan Wisatawan Malaysia dan Singapura

Batam, Kepulauan Riau (ANTARA) – Kampanye untuk meningkatkan adopsi Kode Respons Cepat Standar Indonesia (QRIS) dalam transaksi lintas batas sebaiknya mulai fokus pada demografi muda yang lebih familier dengan sistem pembayaran digital.

Kebutuhan ini semakin terlihat dalam aktivitas ekonomi di beberapa wilayah Kepulauan Riau, terutama di akhir pekan saat turis dari Singapura dan Malaysia datang dalam jumlah besar.

Preferensi transaksi non-tunai di kalangan pengunjung internasional bukan hal baru, khususnya di Kepulauan Riau.

Berita terkait: QRIS access rollout for China, Japan boosts Bali tourism: BI

Sistem pembayaran digital semakin populer di kalangan turis asing, terutama di Kota Batam yang berbatasan dekat dengan Singapura dan Malaysia.

Pengamatan terbaru aktivitas perjalanan dan transaksi di Terminal Ferry Batam Center menunjukkan pentingnya promosi penggunaan QRIS ke generasi muda di negara tetangga.

Terminal Ferry Batam Center adalah salah satu pintu masuk tersibuk bagi turis asing ke Indonesia.

Di pelabuhan, QRIS sudah menjadi metode biasa dalam transaksi komersial.

Seorang penjaga toko suvenir di pelabuhan mengaku toko mereka baru memperbarui sistem QRIS dua bulan lalu untuk menerima pembayaran dari pengunjung asing selain domestik.

Pembeli dari Singapura dan Malaysia sekarang sering tanya apakah bisa scan kode untuk bayar bahkan sebelum menanyakan harga produk.

Transaksi ini dimungkinkan lewat integrasi QRIS Indonesia dengan layanan dompet digital lintas batas, dikenal sebagai QRIS cross-border.

Diinisiasi Bank Indonesia dan mitra Asia Tenggara, sistem QRIS cross-border saat ini mencakup negara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sistem ini diharapkan segera diluncurkan di Jepang.

Berita terkait: BI incorporates Balinese cultural motifs in rupiah design

Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, antara Januari hingga Mei 2025, pengunjung Malaysia melakukan 5.920 transaksi QRIS cross-border, jauh melebihi Singapura (1.252 transaksi) dan Thailand (62 transaksi).

MEMBACA  Harga rumah di India diperkirakan akan naik 6,5% pada tahun 2025, didorong oleh permintaan dari kalangan kaya: jajak pendapat Reuters Oleh Reuters

Data ini mencerminkan kedekatan geografis dan kesiapan digital turis Malaysia dalam menggunakan teknologi pembayaran non-tunai seperti QRIS.

Namun, adopsi QRIS belum merata di semua usia. Percakapan dengan beberapa turis menunjukkan kalangan muda, terutama Generasi Z, jauh lebih adaptif dan aktif dalam penggunaan pembayaran digital berbasis scan.

Sarah, turis dari Johor Bahru, Malaysia, bilang dia dan teman-temannya biasa pakai aplikasi dompet digital untuk bayar saat di Indonesia.

Sebaliknya, traveler berusia 40 tahun ke atas cenderung lebih suka metode pembayaran yang dirasa lebih aman dan familiar, seperti kartu debit tap atau tunai.

Data Bank Indonesia tahun 2025 menunjukkan Gen Z adalah kelompok pengguna QRIS terbesar secara nasional, mencakup 27,94% total pengguna.

Karena itu, promosi QRIS harus menyasar lokasi di luar Indonesia, seperti Johor Bahru (Malaysia) dan Singapura, yang dekat secara geografis dengan Batam.

Berita terkait: QRIS strengthens Indonesia’s role in BRICS cross-border payment

Bank Indonesia sudah punya kantor perwakilan di Singapura, dan kemitraan potensial dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di sana perlu digali.

Tujuannya untuk mengedukasi generasi muda di negara-negara tersebut tentang kemudahan QRIS saat berkunjung ke Batam dan Kepulauan Riau.

Kolaborasi dengan perwakilan Indonesia di luar negeri bisa jadi kampanye informatif terintegrasi, seperti seminar kampus, acara komunitas, atau festival budaya melibatkan kelompok mahasiswa.

Dengan melibatkan anak muda dari negara tetangga, citra Indonesia akan tumbuh bukan hanya sebagai destinasi belanja, tapi juga negara modern dan ramah digital.

Tentu, kampanye lintas batas tidak tanpa tantangan. Salah satu hambatan utama adalah tingkat kepercayaan dan pemahaman konsumen asing tentang sistem QRIS yang mungkin masih asing bagi sebagian.

MEMBACA  Gelombang Dukungan untuk Aksi Michael Burry Melawan Raksasa AI dan Nvidia

Kekhawatiran soal keamanan transaksi atau kebingungan memilih aplikasi yang kompatibel bisa menghambat adopsi QRIS, mengingat beragamnya saluran digital yang tersedia.

Untuk mengatasi ini, dibutuhkan pendekatan edukasi praktis dan sederhana, seperti infografis interaktif, video tutorial di media sosial, dan pelatihan singkat bagi UMKM tentang keunggulan QRIS cross-border.

Melihat tingginya arus turis dari Malaysia dan Singapura di akhir pekan, Terminal Ferry Batam Center sangat cocok jadi pilot project nasional untuk memperluas ekosistem QRIS cross-border.

Pemerintah pusat bersama Bank Indonesia bisa menetapkan Batam sebagai proyek percontohan smart tourism dengan mempromosikan pembayaran non-tunai di sana.

Di wilayah perbatasan seperti Batam, penggunaan QRIS cross-border semakin populer di kalangan traveler. Namun, potensi ini harus didorong dengan strategi promosi tepat sasaran dan upaya edukasi inklusif yang menjangkau semua pelaku bisnis.

Pembayaran QRIS cross-border juga punya potensi besar untuk diperluas ke negara anggota BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

Sebelumnya, Center of Economics and Law Studies (Celios) menyatakan QRIS Indonesia jadi fondasi kuat bagi partisipasi negara dalam mengembangkan sistem pembayaran lintas batas BRICS.

Dalam Deklarasi Pemimpin yang diadopsi di KTT BRICS ke-17 di Brazil, kepala negara BRICS memerintahkan menteri keuangan dan gubernur bank sentral untuk melanjutkan diskusi tentang Inisiatif Pembayaran Lintas Batas BRICS.

"Indonesia punya fondasi kuat. Bank Indonesia aktif terlibat dalam diskusi, dan teknologi QRIS sudah terhubung dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand," jelas Direktur China-Indonesia Desk Celios, Muhammad Zulfikar Rakhmat.

Karena itu, untuk mengoptimalkan potensi QRIS cross-border, kampanye tepat sasaran dan partisipasi anak muda sangat penting untuk membangun ekosistem tanpa batas dan non-tunai di Indonesia. (INE)

MEMBACA  Indonesia berharap tsunami Samudra Hindia dapat membuat ASEAN lebih tangguh

Diedit oleh INE

Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025