PT Pertamina (Persero) melakukan upaya strategis untuk mereduksi emisi salah satunya melalui pengurangan gas buang metana dari seluruh lini operasional perusahaan.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Salyadi Dariah Saputra menjelaskan pengurangan gas buang metana ini masuk dalam salah satu fokus keberlanjutan Pertamina, yaitu addressing climate change.
“Pertamina bertekad untuk menjadi perusahaan energi terkemuka yang dikenal atas kepeduliannya terhadap lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang kuat. Kami telah membuat langkah signifikan dalam pengelolaan emisi metana untuk selaras dengan tujuan keberlanjutan kami,” ungkap Salyadi dalam sesi panel di COP 29, Kamis (14/11).
Upaya pengurangan gas metana ini dilakukan oleh Pertamina melalui surat dukungan (endorsement letter) terhadap Zero Routine Flaring Initiative (ZRF).
Pertamina telah berkomitmen untuk mencapai zero routine flaring pada tahun 2030, dengan target pengurangan emisi metana sebesar 40 persen dari baseline 2021.
Menyadari pentingnya kolaborasi dalam pencapaian ini, Pertamina telah bekerja sama dengan organisasi internasional utama, termasuk Japan Oil, Gas, and Metals Corporation (JOGMEC), dan anggota Dewan Perminyakan ASEAN.
Kolaborasi dengan USAID dan penyedia teknologi, seperti Honeywell juga telah meningkatkan upaya pemantauan dan pengurangan emisi metana.
Selain itu, Pertamina bekerja sama dengan Petronas dan PTTEP dalam Oil and Gas Methane Partnership 2.0 (OGMP2.0), serta Methane Leadership Program.
Pertamina menyadari pentingnya kolaborasi, baik nasional maupun internasional dalam menurunkan emisi metana di Indonesia
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News