Mendorong keragaman makanan Indonesia dengan program makan siang gratis: Menteri

Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan bahwa program makan siang bergizi gratis yang akan datang seharusnya menjadi media untuk mengajarkan anak-anak sekolah tentang keragaman makanan.

Setelah mengikuti panen jagung hibrida di Ponorogo, Jawa Timur, pada Sabtu, ia menyarankan nasi jagung—makanan pokok tradisional berbahan dasar jagung—sebagai alternatif untuk nasi dalam paket makan siang gratis untuk anak-anak.

Effendy menekankan bahwa anak-anak seharusnya diajarkan bahwa ada banyak sumber karbohidrat selain nasi.

Ia mengatakan bahwa ia akan mengusulkan nasi jagung sebagai alternatif nasi kepada pemerintah berikutnya, yang mungkin dipimpin oleh Prabowo Subianto, yang program makan siang gratisnya merupakan salah satu janji mereka.

Effendy juga menyarankan agar pemerintah berikutnya memberdayakan petani lokal untuk menyediakan makanan untuk program makan siang gratis tersebut.

Dengan cara ini, para siswa akan menerima makan siang yang beragam dan bergizi sementara harga per paket tetap berada dalam batas Rp15.000 (sekitar US$0,93).

“Kita bisa menambahkan sayuran, vitamin, dan makanan lainnya dengan cara itu,” katanya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya menyarankan sagu sebagai alternatif nasi untuk program makan siang gratis tersebut.

Ia mengatakan pada hari Senin bahwa sagu adalah makanan asli yang harus dipromosikan untuk menjadi sepopuler nasi sebagai makanan pokok.

Berita terkait: Anggaran program makan siang bergantung pada kapasitas wilayah: menteri

Berita terkait: Menteri menyarankan menggunakan nasi sagu dalam program makan siang gratis

Penerjemah: Destyan Sujarwoko, Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Melampaui batas: Indonesia melawan risiko terorisme bagi pekerja migran