Senin, 1 Desember 2025 – 10:24 WIB
Jakarta, VIVA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, memimpin rapat koordinasi (rakor) besar-besaran. Rapat ini untuk mengantisipasi dua masalah penting menjelang Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), yaitu meningkatnya potensi bencana alam dan lonjakan aktivitas masyarakat.
Baca Juga:
Bank Mandiri Salurkan Ribuan Paket Bantuan Tanggap Darurat bagi Warga Terdampak Bencana Sumatera
Rakor berlangsung di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Senin, 1 Desember 2025. Rapat ini dihadiri banyak pejabat tinggi, seperti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wamenko Polkam Lodewijk F. Paulus, Kepala Basarnas Mohammad Syafii, Wakil Kepala BIN Komjen Imam Sugianto, dan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani. Secara virtual, hadir juga Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardana, perwakilan BNPB, hingga PT Pertamina.
Baca Juga:
Mendagri Tito Turun Langsung ke Lhokseumawe Cek Infrastruktur Vital hingga Salurkan Bantuan
“Tujuannya adalah untuk mengantisipasi dua hal. Ini hari pertama di bulan Desember (Nataru), yang pertama mengantisipasi bencana,” kata Tito.
Tito menyampaikan bahwa Indonesia terkena dua bencana besar dalam dua pekan terakhir, yaitu banjir bandang dan longsor di Cilacap–Banjarnegara, serta bencana skala luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Baca Juga:
90 Persen SPBU Terdampak Bencana di Sumatera Telah Kembali Beroperasi
“Totalnya sudah ada dua bencana besar yang terjadi dalam waktu dua minggu ini,” jelasnya.
Selain bencana, Tito juga menekankan persiapan Nataru yang menjadi fokus strategis pemerintah. Sistem transportasi darat, laut, dan udara diperkirakan akan sangat padat karena mobilitas masyarakat meningkat.
“Momen Nataru ini yang penting adalah sistem transportasi, baik darat, laut, maupun udara, karena mobilitas masyarakat akan tinggi,” ucapnya.
Dia juga menyebutkan kemungkinan naiknya kebutuhan dan harga bahan makanan karena konsumsi masyarakat meningkat saat perayaan.
“Untuk itu kita mengundang stakeholder di bidang kesiapan pangan,” katanya.
Tito mengatakan masalah keamanan juga hal penting yang perlu disiapkan jelang Nataru. Dia mengatakan pihaknya mengantisipasi tempat-tempat wisata yang bisa menjadi sangat padat, terutama titik-titik untuk perayaan malam tahun baru.
"Kemudian juga tentu ada dimensi keamanan. Keamanan baik lalu lintas maupun keamanan-keamanan yang berhubungan dengan bencana alam, tempat-tempat wisata yang ombaknya besar, kemudian udara yang buruk misalnya. Juga kepadatan di titik-titik untuk perayaan malam tahun baru seperti kalau di Jakarta di Ancol dan lain-lain," tambahnya.
Halaman Selanjutnya
Ia mengatakan pemerintah tak ingin kejadian seperti tragedi Perayaan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan.