Menampilkan Kekuatan Maritim RI dalam Misi Lebanon: KRI Diponegoro-365

Jakarta (ANTARA) – Kapal perang Indonesia KRI Diponegoro-365 telah sempurna menggambarkan kekuatan Indonesia sebagai negara maritim yang tangguh, memberikan dunia sekilas tentang apa artinya menjadi bangsa yang mampu menjinakkan lautan.

Berlayar dari pangkalan di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 11 Desember 2023, kapal kelas Sigma ini melawan gelombang kasar Laut Merah sebelum menuju Laut Tengah, membantu pasukan Lebanon dalam menjaga stabilitas.

Di Lebanon, kapal perang ini bertugas memeriksa kapal-kapal yang masuk dan keluar dari Laut Tengah sebagai bagian dari Tugas Maritim (MTF) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di bawah Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL).

Selama upacara kembali di pangkalan Military Sealift Command (Kolinlamil) di Jakarta Utara pada Jumat (14 Februari), Letnan Kolonel Wirastyo Haprabu, komandan KRI Diponegoro-365, berbagi detail tentang momen kunci yang dialami kapal dan krunya selama penugasan di Lebanon.

Voyage kapal ke Lebanon tidak berjalan mulus, karena Haprabu dan krunya menghadapi tantangan ketika memasuki Laut Merah di dekat Yaman.

Kekhawatiran dari faksi Houthi Yaman dan keberadaan kapal NATO di sekitar membuat situasi sulit bagi KRI Diponegoro-365. Namun, sebagai perwakilan Indonesia, kapal perang berhasil menjelaskan kebingungan, meyakinkan semua pihak bahwa hanya mencari jalur untuk bergabung dalam misi perdamaian.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tugas utama kapal perang Indonesia adalah memeriksa kapal-kapal yang melakukan perjalanan ke atau dari Lebanon dan perairan yang berdekatan.

Haprabu beradaptasi untuk berinteraksi dengan kapten-kapten kapal ini untuk mengumpulkan informasi tentang kapal mereka dan menyampaikannya kepada Angkatan Laut Lebanon untuk membantu mencegah barang-barang ilegal masuk ke Lebanon.

Karena sifat penugasan mereka di Lebanon, prajurit Angkatan Laut Indonesia di atas KRI Diponegoro-365 menghabiskan hampir 80 persen waktu mereka selama misi setahun mereka bertarung dengan panas yang intens dan angin beku di laut.

MEMBACA  Polri Temukan Penipuan Dalam Pengukuran Minyak di Depok, 10.560 Liter Minyak Disita

Misi berjalan lancar, dengan kru tidak menemukan barang yang mencurigakan di kapal-kapal yang mereka periksa.

Masalah Israel

Sepanjang penugasan kapal perdamaian Indonesia menghadapi satu tantangan demi tantangan, dengan yang terbesar datang setelah Israel memutuskan untuk meningkatkan serangan terhadap pasukan Hezbollah di Lebanon pada Oktober 2024.

Langkah ini oleh rezim Zionis menandai titik balik misi kapal, dengan pesawat tempur dan drone Israel sering terbang di atas kepala dalam lingkaran provokatif.

Haprabu dan pasukannya dengan bijaksana merespons provokasi ini dengan mempersiapkan KRI Diponegoro-365 dengan tindakan pertahanan jika terjadi serangan.

Situasi yang mengkhawatirkan ini berlangsung selama berbulan-bulan, tetapi tidak ada bentrokan yang terjadi antara pasukan Indonesia dan Israel, karena ketegangan dengan Hezbollah akhirnya mulai mereda.

Melawan kebosanan

Sebagai seorang kapten yang memimpin kapal yang dikerahkan oleh prajurit muda dan energik, Letnan Kolonel Haprabu sangat menyadari pentingnya mempertahankan lingkungan yang positif dan bersemangat di atas kapal.

Alam semesta, menghabiskan setahun hanya menatap luasnya air akan membosankan siapa pun.

Mempertimbangkan hal ini, komandan menyediakan krunya dengan fasilitas rekreasi yang beragam, seperti tempat karaoke dan konsol game.

Meskipun sinyal ponsel terbatas di laut, para prajurit tetap berusaha untuk menghubungi keluarga mereka di tanah air untuk tetap terhubung dengan orang yang mereka sayangi. Tidak jarang menemukan kru mengeksplorasi setiap sudut kapal mencari sinyal yang lebih baik.

Selain itu, prajurit sering terlibat dalam tarik tambang untuk menghabiskan waktu saat kapal mereka berlabuh untuk pengisian ulang.

Personel Angkatan Laut muda terus terlibat dalam kegiatan ini, melindungi diri dari kebosanan, yang dapat berdampak negatif pada misi mereka.

Medali Jerman

Dari semua pengalaman berharga yang dialami Haprabu dan krunya selama penugasan, menerima Medali Jerman dari Kementerian Pertahanan Jerman tanpa keraguan adalah yang paling berkesan.

MEMBACA  Rumor Putusnya IU dan Lee Jong Suk Menyebar Luas, Bukti Hubungan Terputus Ramai di Media Sosial Tiongkok

Medali ini menandakan kali pertama delegasi MTF dari Indonesia menerima pengakuan semacam itu dari pemerintah Jerman.

Komandan kapal mengatakan bahwa ia sangat menghargai penghargaan ini, percaya bahwa tidak mudah untuk dihormati dengan medali dari negara yang dikenal karena kemajuan teknologinya.

Medali ini diberikan sebagai pengakuan atas kinerja luar biasa kapal perang Indonesia dalam menunaikan tugas dan berpartisipasi dalam latihan bersama dengan delegasi MTF dari negara lain.

Haprabu mencatat bahwa delegasi Jerman, sebagai ketua MTF, sangat menghargai KRI Diponegoro-365 dan krunya atas kontribusi mereka dalam misi perdamaian.

Pelajaran tentang rasa syukur

Berbagai kejadian yang dialami oleh Haprabu dan krunya di Lebanon secara mendalam mengubah perspektifnya tentang kehidupan, meningkatkan pemahamannya tentang pentingnya rasa syukur.

Dia mengungkapkan rasa terima kasih bahwa Indonesia tidak terlibat dalam perang dan pertumpahan darah, yang bisa mengakibatkan bencana ekonomi dan sosial yang parah tanpa adanya kesatuan nasional.

Dia menyatakan bahwa semua kondisi buruk itu terlihat di Lebanon.

Komandan kapal mengungkapkan harapannya bahwa semua peristiwa yang tidak diinginkan yang dia saksikan di Lebanon akan tetap menjadi pelajaran seumur hidup dalam kenangannya dan tidak akan menimpa Indonesia.

Dia juga berharap agar personelnya membagikan sudut pandangnya tentang pengalaman yang mereka peroleh di Lebanon sebagai pelajaran berharga yang menyoroti pentingnya menjaga kesatuan dan integritas nasional.

Berita terkait: Indonesia meyakinkan komitmen terus-menerus terhadap misi UNIFIL

Berita terkait: Biden memuji pasukan perdamaian Indonesia dalam misi UNIFIL