Mempersiapkan Teknologi Pertahanan Generasi Berikutnya melalui Indo Defence 2025

Jakarta (ANTARA) – Indo Defence 2025, pameran pertahanan, menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam membangun kemampuan pertahanan sebagai bagian dari pembangunan nasional dan posisi internasionalnya.

Ketika Presiden Prabowo Subianto menjabat pada Oktober 2024, dunia melihat perubahan cepat dalam dinamika geopolitik. Di tengah ketidakstabilan perdamaian global, Indo Defence mencerminkan kesadaran bersama bahwa kekuatan dan perdamaian saling mendukung, bukan bertentangan.

Saat membuka Indo Defence 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta (11 Juni), Prabowo menekankan bahwa pertahanan berperan vital dalam menjaga kemerdekaan dan kesejahteraan. Menurutnya, sejarah menunjukkan negara yang abai terhadap pertahanan berisiko kehilangan kedaulatan. Namun, tidak ada bangsa bijak yang menginginkan perang—kesiapan adalah tanda pemerintahan yang cermat.

Dunia modern, dengan kemajuan sains dan teknologi, membutuhkan perlindungan yang setara. Investasi di sektor pertahanan kini tak hanya mencakup tank dan pesawat tempur, tapi juga keamanan siber, sistem komando digital, dan pengembangan teknologi AI untuk menghadapi ancaman hibrida.

Indo Defence 2025 menghadirkan 1.180 peserta dari 42 negara dengan tema "Defence Partnerships for Global Peace & Stability". Wakil Menteri Pertahanan Marsekal Donny Ermawan Taufanto menyatakan forum ini bukan sekadar acara bisnis militer. "Tanpa perdamaian, negara tak stabil. Jika begitu, kesejahteraan jadi tak berarti," ujarnya. Hal ini menegaskan bahwa pameran ini adalah diplomasi pertahanan yang strategis.

Dampak Luas

Sejak pertama digelar pada 2004, Indo Defence telah menjadi acara bertaraf dunia tanpa mengandalkan APBN. Ini membuktikan bahwa kegiatan pertahanan bisa dikelola secara profesional dan efisien, sekaligus memberi dampak besar.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menekankan hal ini saat meninjau persiapan pembukaan. Dengan persiapan matang, Indonesia bisa memamerkan kemampuan pertahanannya di tingkat global. Selain itu, acara ini tidak hanya menjadi ajang industri, tapi juga kolaborasi sains dan pendidikan.

MEMBACA  AS. Semakin Mendekati Pembatasan Investasi di Sektor Kecerdasan Buatan dan Teknologi China

Tiga forum utama digelar: Asymmetric Warfare Technology, Advancement in Cyber Warfare, dan Innovation in Dismounted Soldier System. Ada juga presentasi produk dari sektor darat, laut, udara, serta diskusi terbuka tentang National MRO Capacity, pesawat N219, penerbangan berbasis AI, dan kesadaran siber. Ini membuktikan bahwa pertahanan bukan hanya soal senjata, tapi juga pemikiran dan inovasi.

Pameran terbuka untuk umum pada 14 Juni 2025 sebagai bagian dari literasi pertahanan. Langkah ini penting karena masyarakat juga berhak mengetahui informasi sektor pertahanan.

Industri ini telah memberi dampak ekonomi dengan membuka lapangan kerja, menarik investasi, memperkuat ekspor, bahkan mendongkrak pariwisata. Hotel, transportasi, dan UMKM lokal juga diuntungkan dari kunjungan delegasi.

Kerja Sama Strategis

Di Indo Defence 2025, tercapai 27 nota kesepahaman (MoU) antara BUMN pertahanan, swasta, dan perusahaan asing senilai Rp33 triliun (US$1,9 miliar) pada 11 Juni.

Presiden juga meluncurkan kendaraan taktis listrik MV3 EV buatan PT Pindad bernama Pandu. Kendaraan ini berbasis platform MV3 yang telah memiliki beberapa varian, seperti MV3 Garuda Limousine (kendaraan resmi presiden) dan seri Maung MV3 dalam versi Tangguh, Jelajah, dan Komando.

MV3 Tactical EV mencerminkan komitmen PT Pindad sebagai pelopor industri pertahanan dalam inovasi teknologi ramah lingkungan. Kendaraan ini diharapkan berkontribusi pada pengembangan industri kendaraan listrik nasional.

Diplomasi Pertahanan

Presiden Prabowo menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam acara ini. Expo ini diharapkan memberi peluang bagi industri pertahanan domestik dan negara sahabat.

Di tengah tantangan regional dan ketegangan global, Indo Defence menjadi wadah kolaborasi, bukan konflik—bukan ajang pamer kekuatan militer, tapi pertukaran gagasan tentang teknologi sebagai alat perdamaian.

Menteri Sjamsoeddin menyatakan beberapa produk pertahanan Indonesia sudah diproduksi dalam negeri, menandakan kemajuan ekosistem industri pertahanan domestik. Generasi baru teknokrat muncul, dan Indo Defence memberi panggung bagi mereka. Jadi, acara ini tak hanya untuk kalangan militer, tapi juga menginspirasi pelajar, peneliti, inovator muda, dan publik.

MEMBACA  IPW Mendorong Penuntasan Kasus Pembubaran Diskusi di Kemang Secara Hukum

Kekuatan suatu bangsa tidak hanya diukur dari jumlah peralatan pertahanan, tapi juga kemampuannya menjaga pengetahuan, teknologi, dan martabat.

Indo Defence 2025 membuktikan bahwa kekuatan bisa ada tanpa ancaman, teknologi bisa maju tanpa dominasi, dan diplomasi bisa berkembang melalui kerja sama strategis antarnegara. Ini adalah wajah baru Indonesia—berdaulat, bermartabat, dan mampu menempatkan diri dengan elegan di tengah ketidakpastian global.

Dengan cakupannya yang luas, Indo Defence 2025 lebih dari sekadar pameran. Ia adalah perwujudan cita-cita Pembukaan UUD 1945—untuk membantu menciptakan tatanan dunia berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Acara ini menjadi panggung diplomasi pertahanan yang berakar pada sejarah, berpandangan ke depan, dan digerakkan oleh niat tulus untuk menjadi bagian dari solusi.