Jakarta (ANTARA) – Di era transformasi digital yang semakin cepat, sektor pendidikan juga harus mengikuti permintaan yang terus berkembang. Salah satu pendekatan yang diperlukan adalah metode deep learning.
Pendekatan ini tidak hanya mengubah cara siswa memahami materi pelajaran tetapi juga berpotensi merevolusi sistem pendidikan nasional dan membuatnya lebih adaptif terhadap berbagai kebutuhan abad ke-21.
Selain itu, deep learning dalam pendidikan berbeda dari istilah yang digunakan dalam kecerdasan buatan. Dalam pendidikan, deep learning adalah pendekatan yang menekankan pemahaman mendalam terhadap konsep, berpikir kritis, dan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru tetapi merupakan pendekatan pembelajaran yang terintegrasi ke dalam proses pendidikan holistik.
Pendekatan pembelajaran ini mencakup tiga prinsip utama yaitu pembelajaran sadar, pembelajaran bermakna, dan pembelajaran menyenangkan. Dengan menggabungkan ketiga elemen ini ke dalam deep learning, Mu’ti menegaskan bahwa proses pembelajaran dapat menjadi lebih kontekstual, relevan, dan menarik bagi siswa.
Selain pendekatan deep learning, kementerian akan memperkuat keterlibatan empat pusat pendidikan — sekolah, keluarga, masyarakat, dan media massa — untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter siswa.
Saat ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah mulai menerapkan pendekatan deep learning di beberapa wilayah sebagai respons terhadap kebutuhan perubahan metode pembelajaran. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang secara aktif mengadopsi pendekatan ini.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengintegrasikan deep learning ke dalam sistem pendidikan regional sambil menunggu arah kebijakan kurikulum dari pemerintah pusat.
Selain mengintegrasikannya ke dalam kurikulum lokal, pelatihan guru juga diperlukan untuk menerapkan metode deep learning. Oleh karena itu, kementerian telah memberikan pelatihan kepada pendidik untuk memahami filosofi dan teknik deep learning dengan lebih baik.
Selama pelatihan, para guru diminta untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memprioritaskan keterlibatan aktif siswa, proyek berbasis masalah, dan refleksi mendalam dalam setiap sesi pembelajaran.
Pendekatan deep learning dinilai memiliki dampak positif. Kamarudin Muten, kepala Distrik Belitung Timur, menyatakan bahwa metode pembelajaran ini mendorong kemajuan pendidikan di wilayahnya. Dia mengakui bahwa siswa menjadi lebih aktif, berpikir kritis, dan menyelesaikan masalah secara kreatif.
Dia juga menilai bahwa deep learning mendorong pembelajaran kolaboratif antara guru dan siswa.
Sementara itu, dari sudut pandang guru, Ketua Dewan Eksekutif Asosiasi Guru Republik Indonesia (PGRI), Jejen Musfah, mengamati bahwa pendekatan deep learning membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa.
Menurut Musfah, siswa tidak lagi hanya duduk dan mendengarkan ceramah guru tetapi aktif berpartisipasi, berdiskusi, dan juga meneliti isu-isu yang relevan dengan kehidupan mereka. Metode ini berhasil memberi siswa rasa memiliki dalam proses pembelajaran dan memotivasi mereka untuk menjelajahi lebih banyak pengetahuan.
Meskipun terdengar menjanjikan, menerapkan metode deep learning juga menimbulkan hambatan. Salah satu tantangan berasal dari kurangnya pemahaman masyarakat, dan beberapa guru masih salah paham deep learning sebagai kurikulum baru yang akan menggantikan Kurikulum Merdeka.
Sebenarnya, seperti yang ditegaskan oleh Menteri Mu’ti, deep learning hanyalah pendekatan pembelajaran, bukan kurikulum pengganti.
Tantangan lain terkait dengan kemampuan guru untuk memiliki keterampilan mengajar dan pemanfaatan teknologi yang memadai untuk menerapkan pendekatan deep learning secara optimal.
Ini diikuti oleh tantangan terkait dengan fasilitas sekolah yang tidak merata, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan terdegradasi (3T). Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah pusat, lembaga swasta, dan komunitas pendidikan diperlukan untuk mengisi kesenjangan ini.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta para pemangku kepentingan terus mewujudkan pendidikan berkualitas melalui pendekatan deep learning. Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, pendidikan berkualitas adalah kunci untuk mencapai tujuan nasional.
Dalam hal ini, semua pihak — pemerintah, guru, orang tua, dan siswa — memainkan peran kritis. Hanya melalui kerja sama yang kuat, transformasi pendidikan Indonesia dapat terealisasi secara komprehensif dan merata.
Implementasi deep learning juga sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka, yang memberikan kebebasan bagi guru dan siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara lebih fleksibel dan kontekstual. Kombinasi kebebasan belajar dan pendekatan mendalam akan menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga emosional dan sosial.
Pengamat pendidikan Darmaningtyas juga percaya bahwa deep learning memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Namun, persiapan untuk menerapkan pendekatan deep learning harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk memastikan stabilitas guru.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa deep learning adalah pendekatan yang memberikan solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan beradaptasi dengan berbagai perubahan yang ada. Dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan belajar dengan penuh makna sambil menikmati prosesnya, pendekatan ini dapat mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi kompleksitas dunia nyata.
Di masa depan, dengan kolaborasi lintas sektor dan komitmen yang berkelanjutan, deep learning diharapkan tidak hanya menjadi tren sementara tetapi juga bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang inklusif, relevan, dan berorientasi pada masa depan.
Berita terkait: Deep learning dapat memperkuat pendidikan antikorupsi: menteri
Berita terkait: Kementerian prioritaskan pendidikan berkualitas untuk mendukung tujuan nasional
Penerjemah: Tri Meilani A, Resinta Sulistiyandari
Editor: Primayanti
Hak cipta © ANTARA 2025