Jakarta (ANTARA) – Kementerian Ekonomi Kreatif Indonesia telah menjajaki potensi kolaborasi dengan Korea Creative Content Agency (KOCCA). Tujuannya untuk memperkuat hubungan industri kreatif, terutama melalui bisnis matchmaking di sektor musik.
Pembahasan ini terjadi saat pertemuan kedua pihak di Jakarta pada hari Selasa.
“Kami ingin menekankan bahwa kolaborasi dengan KOCCA harus berkembang menjadi kemitraan yang terus menerus dan meningkatkan business matchmaking antara industri kreatif Indonesia dan Korea,” ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Umar menyampaikan harapan agar kemitraan ini dapat membuka peluang baru dan memperkuat ekosistem industri kreatif secara keseluruhan.
Dia mencatat bahwa musik adalah salah satu dari tujuh subsektor prioritas Indonesia dalam ekonomi kreatif dan memiliki potensi yang kuat, terutama melalui aktivitas konser.
“Kami bertujuan untuk menciptakan kolaborasi yang saling menguntungkan dan berorientasi pada hasil, untuk lebih mendongkrak ekosistem industri kreatif Indonesia,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, Regional Director KOCCA Indonesia, Lee Gi Haun, menyuarakan optimisme bahwa konser K-Life dan K-Live yang akan datang—dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada awal 2026—akan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif lokal.
Dia mengatakan konser tersebut tidak hanya sebagai penghargaan bagi penggemar musik Korea di Indonesia, tetapi juga sebagai wadah untuk keterlibatan bisnis antara perusahaan Korea dan Indonesia.
Lee menambahkan bahwa peluang kolaborasi meluas di luar musik dan kekayaan intelektual berbasis karakter hingga mencakup sektor kosmetik dan makanan juga.
KOCCA, sebuah agensi pemerintah di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan, mengawasi dan mengoordinasikan industri konten negara itu, termasuk musik, game, animasi, dan komik.