Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Clinico Economics and Outcomes Research menyatakan, pembiayaan penyakit ginjal kronis menduduki peringkat ke-2 dalam BPJS Kesehatan sebagai pembiayaan tertinggi. Menghabiskan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun lebih dan menjadi beban di masa depan.
Penelitian lainnya pada enam rumah sakit di Indonesia selama 14 bulan (Oktober 2019—Desember 2020) dengan 582 sampel menunjukkan biaya pengobatan ginjal kronis sebesar Rp 840.132.546 untuk hemodialisis, Rp 423.156.000 untuk tindakan berat, dan Rp 792.155.000 untuk jasa penelitian.
“Sebagai perusahaan biofarmasi global yang berfokus pada kardiovaskular, ginjal, dan metabolisme, kami berkomitmen untuk mendorong diagnosis dan intervensi lebih awal sehingga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit tersebut,” kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, Jumat (13/12).
Melansir data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) dalam laporan Global Burden of Disease (GBD) 2019, penyakit ginjal kronis termasuk dalam 10 besar penyakit dengan kematian tertinggi di Indonesia. Angka kematian mencapai lebih dari 42 ribu jiwa setiap tahunnya, dan prevalensinya terus meningkat, dengan lebih dari 700 ribu orang terdiagnosis menderita kondisi ini.
“Beban penyakit ini akan bertambah besar seiring dengan peningkatan stadium dan komorbiditas dengan diabetes dan gagal jantung,” ujarnya.
Penyakit ini tidak memiliki gejala yang signifikan pada tahap awal penyakit (silent disease). Namun, apabila dibiarkan tanpa penanganan tepat, konsekuensinya bisa sangat merugikan baik pasien, keluarga maupun negara.
Dari sisi penderita, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mengungkapkan, prevalensi penyakit ginjal kronis berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ? 15 Tahun adalah 0,18%. Sementara, di seluruh dunia, sebagaimana dilansir International Society of Nephrology, penyakit ginjal kronis merupakan penyebab kematian dengan pertumbuhan tercepat ketiga dan diperkirakan akan menjadi penyebab kematian kelima tertinggi di dunia pada tahun 2040.
“Perlu pengelolaan penyakit ini sejak awal yang meliputi diagnosis hingga pengobatan termasuk modifikasi gaya hidup dan itu sangat krusial dilakukan.”
Clinico Economics and Outcomes Research ungkap data pembiayaan penyakit ginjal Rp 1,9 triliun yang dinilai membebani BPJS Kesehatan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News.