Jakarta (ANTARA) – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, membahas potensi dan strategi penempatan pekerja migran Indonesia di Belanda.
Dalam pertemuan pada Senin lalu, keduanya juga mendiskusikan peluang memperluas akses pekerja Indonesia ke kawasan Eropa.
“Jadi, saya bertemu dengan Dubes RI untuk Belanda, Bapak Mayerfas, untuk membahas potensi pekerja migran bekerja di Belanda,” ungkap Menaker Karding dalam siaran pers kementerian.
Saat ini, ada sekitar 2 juta warga Indonesia di Belanda, dan banyak peluang kerja yang bisa digali, katanya.
Masyarakat yang menua, dimana jumlah lansia lebih banyak dibanding populasi muda atau produktif, mendorong Belanda mencari pekerja migran, termasuk dari Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Bekerja di Belanda bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, Menaker Karding membahas peluang di Belanda dan negara Eropa lainnya dengan Dubes untuk mendukung penyerapan cepat pekerja migran Indonesia.
“Kami sudah bicara dengan Dubes tentang beberapa sektor yang bisa kita kolaborasikan untuk penempatan pekerja migran, baik di bidang kesehatan, perhotelan, konstruksi, perkebunan, maupun pekerjaan berkeahlian tinggi seperti IT,” jelasnya.
“Yang menarik, di Belanda mereka mengalami penuaan (masyarakat), dan gajinya tinggi. Gaji bisa mencapai minimal Rp40 juta hingga Rp80 juta, khususnya di bidang konstruksi, perawatan, dan keperawatan,” tambahnya.
Sementara itu, Dubes Mayerfas menekankan pentingnya menyelaraskan potensi Indonesia dengan kebutuhan yang berkembang.
“Kita perlu bekerja untuk meningkatkan masuknya pekerja migran kita ke Belanda, terutama ke Eropa, mengingat potensi besar di sana,” ujarnya.
“Kita harus sinkronkan potensi dan peluang ini agar semua potensi bisa dikembangkan melalui kesempatan yang terus tumbuh di kawasan itu,” imbuh Dubes.
Dia menginformasikan bahwa pekerjaan seperti perawat lansia, staf klinik, awak kapal, dan staf restoran sedang berkembang pesat di Belanda.
“Menaker juga memberikan arahan jelas tentang siapa yang dikategorikan sebagai pekerja Indonesia, dan penting agar mereka terdaftar dan terlindungi,” kata Dubes.
Berita terkait: Kementerian bekerja sama tingkatkan kualitas pekerja migran
Berita terkait: Arab Saudi jadi tempat uji coba penempatan pekerja di Timur Tengah: pemerintah
Reporter: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025