Memahami manuver diplomatik Presiden Indonesia berikutnya

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Walikota Solo, Jawa Tengah Gibran Rakabuming Raka, dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 24 April. Tak lama setelah pengumuman tersebut, Prabowo mengungkapkan rencananya untuk mengunjungi beberapa pemimpin Timur Tengah. Presiden terpilih sebelumnya telah melakukan kunjungan kerja ke China, Jepang, dan Malaysia setelah hasil rekapitulasi suara pemilihan yang diumumkan oleh KPU pada 20 Maret.

Kunjungan masa lalu dan rencana yang akan datang oleh Prabowo menunjukkan ambisinya untuk melanjutkan hubungan diplomatik harmonis antara Indonesia dan mitra-mitra di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Profesor hubungan internasional di Universitas Indonesia, Fredy Buhama Lumbang Tobing, menilai bahwa kunjungan tersebut merupakan instrumen Prabowo untuk memperkenalkan dirinya sebagai pemimpin berikutnya Indonesia dan membuka babak baru pembicaraan diplomatik.

Dia mengamati bahwa kunjungan tersebut juga mencerminkan komitmen Prabowo untuk menjaga tingkat hubungan yang baik dengan negara-negara sahabat dan meyakinkan publik Indonesia bahwa transisi kekuasaan tidak akan mengganggu diplomasi Indonesia. Profesor berharap kunjungan tersebut akan menghasilkan kunjungan balik pemimpin negara sahabat ke Indonesia.

Sangat mungkin bahwa Prabowo akan menyertakan Yordania di antara negara-negara yang akan dia kunjungi, karena Raja Yordania Abdullah II telah mengucapkan selamat kepadanya atas kemenangan telak dalam quick count pemilihan presiden 2024. Prabowo, pada 12 Maret, memposting di akun Instagramnya @prabowo yang langsung diikuti oleh Raja Yordania dalam memberikan selamatnya. Dalam posting tersebut, Raja Abdullah II mengatakan bahwa dia telah mengenal Prabowo untuk waktu yang lama.

Manuver diplomatik yang diambil dan direncanakan sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, yang akan berlangsung pada Oktober tahun ini, dapat dilihat sebagai langkah-langkah strategis untuk melanjutkan implementasi kebijakan luar negeri bebas dan aktif Indonesia yang mendorong negara untuk menjaga hubungan harmonis secara seimbang dengan berbagai negara.

MEMBACA  Penceramah Muslim seharusnya menyampaikan pesan perdamaian menjelang Hari Pemilihan

Dalam hal ini, penting bagi pemimpin Indonesia selanjutnya untuk memastikan bahwa kepentingan nasional Indonesia tetap menjadi tujuan akhir dari langkah-langkah diplomasi demi pembangunan nasional. Untuk itu, administrasi yang akan datang perlu menerapkan skala prioritas yang masuk akal, sehingga hubungan diplomatik Indonesia yang terjaga dengan baik dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah domestik.

Kunjungan Prabowo ke China, Jepang, dan Malaysia menandakan niatnya untuk memimpin Indonesia dalam memprioritaskan hubungan dengan negara-negara Asia terlebih dahulu. Kemungkinan besar Prabowo dan Gibran akan mencoba memulai safari diplomatik mereka di Eropa dan Amerika hanya setelah pelantikan mereka nanti pada bulan Oktober.

Kunjungan Asia Arfin Sudirman, seorang ahli hubungan internasional di Universitas Padjadjaran, menganggap kunjungan Prabowo ke China sebagai upaya untuk mengkonfirmasi komitmennya untuk mempertahankan hubungan yang baik antara Indonesia dan China di bawah pemerintahan petahana. Perlu dicatat bahwa China telah menjadi mitra tradisional Indonesia dan berada di antara negara-negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa Prabowo-Gibran akan berusaha untuk meningkatkan kemitraan karena China “terlalu besar untuk diabaikan”.

Ahli memprediksi bahwa di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran, Indonesia akan terus bermain dengan Inisiatif Belt and Road China yang sangat bermanfaat bagi pembangunan infrastruktur Indonesia. Dalam kerja sama ekonominya, China tidak menuntut mitranya untuk mematuhi persyaratan yang telah ditentukan, berbeda dengan Amerika Serikat yang cenderung menuntut penerimaan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.

Namun, Prabowo dan Gibran tidak boleh mengabaikan beberapa masalah yang perlu diatasi oleh pemerintah Indonesia dan China, seperti sengketa di Laut China Selatan. Penting juga bagi pemerintahan yang akan datang untuk memperhitungkan campur tangan politik China di Myanmar, lonjakan pekerja China dalam proyek pertambangan Indonesia, dan dugaan diskriminasi yang dialami oleh komunitas Uighur China.

MEMBACA  Ulang tahun ke-487 Jakarta: Para seniman berharap budaya Betawi akan terus hidup

Pemerintahan Prabowo-Gibran juga diyakini memiliki kapasitas untuk menjembatani kesenjangan yang muncul antara Jepang dan China menyusul rencana terakhir untuk menjadi tuan rumah kantor Organisasi Traktat Atlantik Utara (NATO). Indonesia diharapkan dapat berperan sebagai perantara perdamaian tanpa mengabaikan tujuan untuk menjaga hubungan ekonomi yang baik dengan Jepang.

Mengenai hubungan dengan negara tetangga Malaysia, Prabowo diharapkan memimpin Indonesia untuk mempertahankan hubungan ekonomi yang produktif. Namun, Prabowo perlu mempertahankan hubungan bilateral dengan Malaysia tanpa mengesampingkan masalah perlindungan bagi pekerja migran Indonesia yang tinggal di negara tersebut.

Sebelumnya, Prabowo melakukan kunjungan kerja ke China dari 31 Maret hingga 2 April tahun ini, di mana ia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan rekan sejawatnya Dong Jun, Perdana Menteri China Li Qiang, dan Presiden China Xi Jinping. Dalam pertemuan tersebut, menteri pertahanan Indonesia membahas komitmen untuk perdamaian dan stabilitas regional dan mencari cara yang memungkinkan untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang pertahanan dan ekonomi.

Selanjutnya, pada 2-3 April, presiden terpilih Indonesia mengunjungi Jepang untuk bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Menteri Pertahanan Minoru Kihara. Di Jepang, Prabowo berbicara tentang potensi kerjasama pertahanan dan perlunya menjaga Kawasan Indo-Pasifik sebagai wilayah bebas dan terbuka.

Selain itu, pada 3-4 April, presiden terpilih Indonesia mengunjungi Malaysia untuk membahas langkah-langkah untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan Malaysia serta ASEAN, memperkuat pertahanan kedua negara, dan menjaga stabilitas Asia Tenggara dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Menteri Pertahanan Mohamed Khaled Nordin.

Seluruh sambutan hangat yang diterima Prabowo selama kunjungannya, bahkan sebelum pelantikannya sebagai presiden, dapat dilihat sebagai indikasi kuat bahwa Indonesia akan berhasil melanjutkan semua skema kerja sama bilateral setelah Presiden Widodo menyelesaikan masa jabatannya.

MEMBACA  Netanyahu Bertukar Ucapan Kasar dengan Presiden Kolombia Terkait Perang Gaza