Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan seruan untuk memberikan hadiah kepada para tentara Moskow yang memburu dan membunuh pasukan NATO jika mereka dikerahkan di Ukraina. Dalam sebuah postingan di media sosial, Medvedev mengkritik para pendukung Kyiv dari Barat, dengan alasan bahwa mereka dianggap memandang dunia sebagai sesuatu yang bodoh jika mereka percaya bahwa pengiriman pasukan asing ke Ukraina tidak akan menyebabkan eskalasi yang berbahaya. Menurutnya, jika tentara NATO benar-benar tiba di Ukraina, mereka tidak akan hanya memegang peran non-tempur. “Mereka akan menjadi bagian dari pasukan reguler yang berperang melawan kami. Itulah sebabnya mereka harus dianggap sebagai musuh,” tulis Medvedev, yang pernah menjabat sebagai presiden Rusia. “Kita tidak boleh memenjarakan mereka! Penghargaan tertinggi harus diberikan kepada setiap tentara NATO yang tewas,” tambahnya. Para pengusaha dan aktivis pro-perang Rusia sebelumnya telah menawarkan imbalan atas penghancuran tank buatan Barat di Ukraina. Gagasan tentang kemungkinan pengerahan tentara NATO ke Ukraina telah sering kali diungkapkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berpendapat bahwa “semua opsi mungkin dilakukan”. Namun, dia menegaskan bahwa Paris saat ini tidak memiliki rencana seperti itu. Selama percakapan telepon yang jarang terjadi antara para pemimpin pertahanan pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memperingatkan rekan sejawatnya dari Prancis, Sebastien Lecornu, bahwa pengiriman pasukan Prancis ke Ukraina akan membawa konsekuensi yang merusak bagi Paris. Moskow telah berkali-kali memperingatkan bahwa pengerahan pasukan NATO ke Ukraina akan membawa blok tersebut ke ambang konflik besar dengan Rusia. Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan: “Itu akan menjadi langkah lain menuju Perang Dunia III dalam skala penuh.”