loading…
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) bersama para pengurus PBNU saat konferensi pers di kantor pusat, Jakarta, Rabu (3/12/2025). FOTO/Yudistiro Pranoto
JAKARTA – Mayoritas pengurus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak wacana pemakzulan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Mereka menyatakan akan mengikuti seruan Forum Sesepuh dan Mustasyar NU yang meminta agar konflik diorganisasi dihentikan dan diselesaikan lewat jalur islah.
Sebelumnya, Forum Sesepuh dan Mustasyar yang berkumpul di Pesantren Tebuireng tanggal 6 Desember menegaskan bahwa keputusan Rapat Harian Syuriyah untuk memakzulkan Ketua Umum tidak sah karena bertentangan sama AD/ART NU.
Penolakan mayoritas pengurus ini terlihat jelas dalam Rapat Pleno PBNU di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (9/12/2025) malam. Dari total 216 anggota pleno yang seharusnya hadir, cuma 58 orang yang datang, atau sekitar 26 persen, jauh dari batas kuorum minimal.
Rincian yang hadir menunjukkan minimnya dukungan. Unsur Mustasyar hanya hadir 2 dari 29 orang, Syuriyah 20 dari 53, Tanfidziyah 22 dari 62, dan A’wan 7 dari 40 orang. Dari Lembaga PBNU hanya 5 dari 18 lembaga yang hadir, sedangkan Badan Otonom (Banom) cuma 2 dari 14 Banom. Artinya, lebih dari tiga perempat anggota memilih untuk tidak datang, sebuah tanda kuat bahwa langkah pemakzulan ini tidak didukung secara luas di dalam internal PBNU.