Masjid Nasional di IKN akan Menampilkan Kepemimpinan Imam Besar Seperti Istiqlal

Selasa, 10 Desember 2024 – 20:00 WIB

Jakarta, VIVA – Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, telah mengkonfirmasi bahwa Masjid Negara di Ibukota Nusantara (IKN) akan siap digunakan untuk salat Idul Fitri pada Maret 2025.

“Kami berharap demikian. Ini akan menjadi salah satu masjid kebanggaan kita,” kata Menteri Nasaruddin di Kompleks Istana Presiden Jakarta pada hari Senin (9 Desember).

Menteri juga menyebutkan bahwa seorang imam besar akan memimpin ibadah di Masjid Negara di IKN. Dia berharap masjid ini akan memiliki arti sejarah yang sama pentingnya dengan Masjid Istiqlal di Jakarta.

Kementerian Agama menyelenggarakan Retreat Penyuluh Agama Pejuang Moderasi Beragama

“Akan ada seorang imam besar. Ini akan menjadi seperti Istiqlal, yang melambangkan kebesaran Indonesia,” ujarnya.

Masjid Negara di IKN dirancang untuk menampung awalnya hingga 5.580 jamaah, menurut seorang pejabat dari Kantor Komunikasi Presiden (KPCO).

“Pembangunan Masjid Negara di IKN mencerminkan kemajuan infrastruktur di ibu kota Nusantara dan menekankan semangat keragaman, rasa hormat, dan toleransi antaragama,” kata juru bicara KPCO Hariqo Wibawa Satria dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta pada hari Sabtu.

Masjid ini pada akhirnya direncanakan untuk menampung hingga 60.000 jamaah. Pada tahap pertama ini, sedang dibangun untuk menampung 29.000 jamaah.

Satria menjelaskan bahwa tahap pertama melibatkan pembangunan bangunan utama masjid, yang terdiri dari empat lantai, dua mezanin, dan halaman dua lantai yang berfungsi sebagai area serbaguna dan tempat parkir.

Masjid ini memiliki luas tanah 32.125 meter persegi, dengan luas bangunan total, termasuk plaza, mencakup 60.173 meter persegi.

Masjid juga akan mencakup menara dengan jejak kaki seluas 427 meter persegi, bangunan komersial dua lantai seluas 2.212 meter persegi, dan struktur pendukung seluas 727 meter persegi.

MEMBACA  Parlemen Israel Memilih Menolak Pembentukan Negara Palestina

Fasilitas parkir yang memadai disediakan untuk kenyamanan pengunjung, dengan tempat yang ditunjuk termasuk empat tempat VVIP, satu tempat aksesibilitas, lima tempat bus, dan 64 tempat parkir di area halaman bawah tanah.

Arsitektur masjid mencakup tiga elemen utama: kubah utama, plaza terbuka, dan menara. Desain modern dikombinasikan dengan fungsi tinggi untuk memenuhi kebutuhan jamaah dan pengunjung.

“Bentuk kubah terinspirasi oleh simbolisme turban dan galaksi, mewakili tak terbatasnya alam semesta,” kata Satria.

Plaza terbuka menekankan arah kiblat, sedangkan menara masjid, berdiri setinggi 99 meter, melambangkan 99 nama Allah (Asmaul Husna).

Desain spiral ke atasnya menggambarkan doa naik ke surga dan mencerminkan nilai-nilai ilahi.

Satria berharap proyek ini akan menjadi ikon keagamaan dan budaya di IKN, serta menjadi simbol era baru peradaban Indonesia.