Mariana Yunita, Pionir Edukasi Kesehatan Seksual untuk Remaja di NTT

Rabu, 23 Oktober 2024 – 16:28 WIB

NTT, VIVA – Di tengah tantangan sosial yang kompleks, Mariana Yunita Hendriyani Opat, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Tata, muncul sebagai sosok inspiratif di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga :

Keren! Mahasiswa Ini Ciptakan Alat Pembasmi Nyamuk Tanpa Asap

Dengan semangat yang membara, ia menjadi pelopor dalam memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak-anak dan remaja di wilayah yang masih terpinggirkan ini.

Meski Tata tidak memiliki latar belakang formal di bidang kesehatan atau pendidikan, motivasinya dalam memperjuangkan Hak-hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) tidak dapat diragukan.

Baca Juga :

Elmi Sumarni Ismau dan GARAMIN NTT Sukses Ubah Stigma Negatif terhadap Penyandang DisabilItas

Mariana Yunita Hendriyani Opat

Usahanya tidak hanya diakui oleh masyarakat, tetapi juga mendapatkan penghargaan bergengsi, Satu Indonesia Awards, dari Astra Indonesia. Penghargaan ini menjadi simbol pengakuan atas kontribusinya dalam mengatasi isu-isu krusial yang dihadapi remaja di NTT.

Baca Juga :

Alfira Oktaviani, Apoteker Sukses yang Berhasil Ubah Kulit Kayu Lantung Jadi Karya Ramah Lingkungan

Dalam penelitiannya, Tata, selaku pendiri Tenggara Youth Community, menemukan bahwa dari 500 remaja yang diteliti, mayoritas tidak memiliki akses terhadap informasi pendidikan seksual yang memadai. Situasi ini semakin parah dengan banyaknya kasus pelecehan seksual dan kehamilan di luar nikah yang marak terjadi di kalangan remaja.

Menyikapi kenyataan pahit ini, Tata menyampaikan bahwa banyak anak yang dikeluarkan dari sekolah akibat kehamilan di luar pernikahan, sementara orang tua mereka sering kali tidak mampu melawan stigma sosial akibat ketidaktahuan tentang hak-hak dan kebutuhan remaja mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, Tata meluncurkan program inovatif bernama Bacarita Kespro. Nama “Bacarita” berasal dari bahasa Melayu Kupang yang berarti “bercerita”.

MEMBACA  Pemimpin oposisi menuntut tindakan setelah desakan untuk khilafah di HamburgTranslation: Pemimpin oposisi menuntut tindakan setelah desakan untuk khilafah di Hamburg

Program ini dirancang untuk memberikan edukasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi melalui metode pembelajaran yang kreatif, termasuk mendongeng, permainan edukatif, serta penggunaan alat peraga. Dengan pendekatan yang interaktif, Bacarita Kespro berfokus pada remaja dari kelompok marginal dan kurang terlayani.

Saat ini, Bacarita Kespro telah menjangkau lebih dari 2.000 remaja di 43 komunitas di seluruh NTT, mencakup area seperti Kota Kupang, Desa Oesao di Kabupaten Kupang, Desa Neke di Kabupaten Timor Tengah Selatan, serta Pulau Kera di Kabupaten Sumba Timur. Program ini berkolaborasi dengan berbagai organisasi seperti BKKBN, Komisi Penanggulangan AIDS, dan Woman for Indonesia untuk memperluas akses edukasi kesehatan seksual.

Melalui usaha dan dedikasinya, Tata tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun ruang aman bagi remaja untuk berbagi cerita dan menghadapi tantangan yang mereka hadapi.

Dengan Bacarita Kespro, ia berharap dapat mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman mengenai kesehatan seksual dan reproduksi di kalangan generasi muda NTT. Langkah ini menjadi harapan baru untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi remaja di wilayah yang sering kali terabaikan ini.

Dengan tekad dan kerja kerasnya, Mariana “Tata” Opat terus berjuang untuk memastikan bahwa setiap remaja di NTT memiliki hak atas pendidikan yang mereka butuhkan untuk menghadapi kehidupan dengan percaya diri dan pengetahuan yang tepat.

Halaman Selanjutnya

Menyikapi kenyataan pahit ini, Tata menyampaikan bahwa banyak anak yang dikeluarkan dari sekolah akibat kehamilan di luar pernikahan, sementara orang tua mereka sering kali tidak mampu melawan stigma sosial akibat ketidaktahuan tentang hak-hak dan kebutuhan remaja mereka.