Manusia harus hidup dalam damai dan harmoni: Paus

Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, menjelaskan empat prinsip jiwa yang membantu manusia hidup dalam damai dan harmoni. Mereka adalah realitas yang melampaui impian, persatuan yang mengatasi konflik, keseluruhan yang melebihi bagian, dan realitas yang lebih besar dari ide. “Jika kalian semua hidup dengan empat prinsip ini, maka kalian akan hidup dalam damai dan harmoni,” kata Paus kepada para pemuda dari Scholas Occurrentes di Graha Pemuda Senayan Youth Center, Jakarta, pada Rabu malam. Menurutnya, hidup akan sia-sia jika manusia mengalami sesuatu yang berbeda dari apa yang mereka ceritakan kepada orang lain. “Jika tidak ada kesinambungan antara apa yang ada di pikiran, dengan apa yang ada di depan mata kita, dan apa yang kita lakukan, maka kita dianggap menderita skizofrenia,” katanya. Tiga hal lainnya – persatuan, keseluruhan, dan realitas – adalah hal-hal baik yang harus berjalan lancar agar menemukan keseimbangan dan menciptakan kehidupan yang harmonis, tambahnya. “Jika ada perang, apakah ada harmoni di sana?” tanya Paus kepada para pemuda yang hadir dalam acara tersebut. Dia lebih menekankan bahwa seseorang perlu menyelaraskan empat prinsip tersebut untuk hidup layak seperti manusia dewasa. Manusia dewasa, jelasnya, ditandai dengan persatuan pikiran, ucapan, dan tindakan, sehingga ia merasakan harmoni dalam hidup. Selain itu, Paus memberikan pujian kepada seorang pemuda yang mengajukan pertanyaan kepadanya sebagai manusia dewasa, mengatakan bahwa ia menganggap pemuda tersebut berbicara dari hati. “Hal yang benar-benar mengesankan saya tentang kalian adalah bahwa kalian berbicara dari hati, dan berbicara dari hati adalah sesuatu yang sangat indah,” kata Paus Fransiskus. Paus sedang mengunjungi Indonesia sebagai bagian dari perjalanan apostoliknya di Asia-Oseania. Dijadwalkan berlangsung dari 3 hingga 13 September 2024, ini adalah perjalanan kepausan terpanjang yang telah dilakukannya selama 11 tahun bertugas. Selain Indonesia, tokoh agama terhormat ini juga akan mengunjungi Papua Nugini, Timor-Leste, dan Singapura. Paus Fransiskus akan berada di Indonesia hingga 6 September, mengikuti berbagai kegiatan, termasuk dialog lintas agama di Masjid Istiqlal dan misa besar di Katedral Jakarta. Dia adalah kepala negara Vatikan ketiga yang mengunjungi negara ini, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Keputusan Paus untuk menyertakan Indonesia dalam jadwal kunjungannya berasal dari fakta bahwa meskipun menjadi negara mayoritas Muslim, Indonesia merupakan rumah bagi sekitar 8,5 juta umat Katolik yang hidup damai bersama saudara-saudara lintas iman mereka. Berita terkait: Paus melihat banyak kualitas istimewa di Indonesia: Uskup Agung Berita terkait: Imam Besar Istiqlal, Paus Fransiskus akan menandatangani deklarasi tentang kemanusiaan Berita terkait: Paus Fransiskus memuji keluarga Indonesia dengan anak-anak Translator: Sean Filo Muhamad, Yashinta Difa Editor: Azis Kurmala Copyright © ANTARA 2024

MEMBACA  Libur Sekolah, Cabang Semarang DLU Mengadakan Khitanan Massal