Malaysia memberikan sinyal kerjasama dengan Indonesia terkait pasukan perdamaian PBB di Gaza

Kuala Lumpur, Malaysia (ANTARA) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan kesiapan pemerintahnya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengirim pasukan perdamaian ke Jalur Gaza jika diotorisasi oleh mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Anwar membuat pernyataan ini selama panggilan telepon dengan Presiden terpilih Indonesia dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada hari Senin, menurut unggahan di X.

Selama percakapan telepon tiga menit, Anwar mengatakan bahwa ia dan Prabowo juga bertukar pandangan tentang isu-isu terkini, termasuk peran Prabowo dalam mewakili Indonesia di panggung internasional belakangan ini dan upayanya untuk mempromosikan visi regional dan global, kerja sama, dan perdamaian.

“Saya juga menyambut baik ide kerja sama dalam misi perdamaian internasional Malaysia-Indonesia, dan kemungkinan memperluas kerja sama ini ke tingkat regional ASEAN,” ujar perdana menteri Malaysia tersebut.

Anwar juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas “operasi berisiko tinggi” yang baru-baru ini dilakukan Prabowo pada kakinya kiri dan mendoakan kesembuhannya dengan cepat untuk melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan padanya.

Sementara itu, dalam antisipasi kebutuhan pasukan perdamaian PBB di Gaza, Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedang menyiapkan 1.394 personel untuk tugas-tugas seperti memastikan keamanan, merekonstruksi fasilitas umum, dan memberikan layanan medis.

Menurut Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, salah satu satuan TNI yang akan dikerahkan ke enklave Palestina untuk misi PBB adalah batalyon teknik, karena personelnya dapat membantu membangun kembali rumah-rumah dan fasilitas umum yang hancur, seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah.

Ia juga menekankan kesiapan TNI untuk mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk mengirimkan kapal rumah sakit, dengan alasan bahwa gencatan senjata telah berlaku dan militer Indonesia menerima mandat PBB untuk melakukannya.

MEMBACA  Jokowi dan Prabowo Memimpin Upacara 17 Agustus di IKN, Maruf Amin dan Gibran di Istana Merdeka

Konflik bersenjata baru pecah antara Palestina dan Israel setelah serangan mendadak oleh Hamas ke Israel pada awal pagi 7 Oktober 2023.

Sejak perang dimulai, pasukan bersenjata Israel telah membunuh setidaknya 37.834 warga sipil Palestina dan melukai sekitar 86.858 orang lainnya hingga 29 Juni, menurut Al Jazeera.

Al Jazeera melaporkan bahwa banyak dari mereka yang tewas di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Agresi Israel juga telah memicu bencana kemanusiaan.

Berita terkait: Mengukur kesiapan TNI untuk mendukung pemerintah dalam membantu Palestina
Berita terkait: Indonesia menunggu mandat PBB untuk misi perdamaian Gaza

Translator: Virna PS, Rahmad Nasution
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024