Selasa, 4 November 2025 – 12:22 WIB
Keputusan FIFA menolak banding dari Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tentang tujuh pemain naturalisasi mereka langsung menjadi sorotan. Tidak hanya di Malaysia, berita ini juga bikin heboh para fans Timnas Indonesia di media sosial.
FIFA secara resmi mengumumkan keputusan ini pada Senin (4 November 2025). Dalam pernyataannya, FIFA menegaskan bahwa FAM dan ketujuh pemain naturalisasi tersebut terbukti melanggar aturan tentang dugaan pemalsuan dokumen.
Ketujuh pemain itu adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomás Garcés, Rodrigo Julián Holgado, Imanol Javier Machuca, João Vitor Brandão Figueiredo, Jon Irazábal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
“Setelah menganalisis semua banding dan melakukan sidang, Komite Banding memutuskan untuk menolak banding tersebut,” begitu isi pernyataan resmi FIFA.
Akibatnya, FAM didenda 350 ribu franc Swiss (sekitar Rp7,2 miliar). Sementara itu, ketujuh pemain juga kena sanksi, masing-masing didenda 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41 juta) dan dilarang ikut kegiatan sepak bola selama satu tahun.
FIFA menyebutkan, FAM dan pemain masih punya waktu sepuluh hari untuk minta salinan lengkap keputusan dan 21 hari untuk ajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Presiden FAM, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi, mengaku sangat terkejut dengan keputusan FIFA ini.
“FAM akan kirim surat ke FIFA untuk minta detail lengkap dan alasan tertulis atas keputusan ini sebelum ambil langkah selanjutnya ke CAS,” ujarnya di laman resmi FAM.
Menurutnya, ini pertama kalinya FAM menghadapi situasi seperti ini, tetapi mereka akan tetap perjuangkan hak para pemain dan martabat sepak bola Malaysia di tingkat internasional.
Yang menarik, netizen Indonesia juga cepat banget bereaksi. Di linimasa X dan Instagram, warganet langsung ramai kasih komentar dan sindiran ke FAM.
“Ya sudah belajar dari PSSI, kalau naturalisasi jangan asal-asalan!” tulis satu akun.
“Baru kali ini Malaysia kalah bukan di lapangan, tapi di meja FIFA,” sindir yang lain.
Tak sedikit juga yang bilang keputusan FIFA ini jadi peringatan keras buat federasi di Asia Tenggara supaya lebih tertib dalam urusan administrasi pemain.