Pelajar Indonesia, Antonius Fajar Adinegoro, meraih juara satu di Kontes Desain Infografik yang diselenggarakan oleh Badan Tenaga Nuklir Internasional (IAEA).
“Saya buat infografik ini supaya masyarakat dan tenaga medis bisa paham bagaimana peran fisikawan medis yang cepat dan aman dalam keadaan darurat nuklir,” kata Adinegoro, seorang mahasiswa di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, pada Selasa.
Dia bilang dia tertarik ikut kompetisi karena menggabungkan minatnya di bidang fisika medis dan komunikasi visual. Tantangannya, tambah dia, adalah membuat topik yang sangat teknis menjadi mudah dimengerti.
Adinegoro mengembangkan infografiknya secara mandiri, dengan memanfaatkan pengetahuan dari studi akademis dan praktik klinis. Sebelum mulai mendesain, dia melakukan penelitian mendalam, berkonsultasi dengan panduan resmi IAEA dan referensi teknis untuk memastikan kontennya akurat tapi tetap mudah diakses.
“Seluruh prosesnya makan waktu sekitar tiga hari, dari riset dan pengembangan konsep sampai menyelesaikan desain,” ujarnya.
Kompetisi yang menarik ratusan peserta dari seluruh dunia ini, mengakui karya Adinegoro berjudul “Panduan untuk Fisikawan Medis dalam Keadaan Darurat Nuklir dan Radiologis.”
Karyanya menyoroti peran fisikawan medis dalam menilai paparan radiasi dan memandu dekontaminasi pasien dalam situasi darurat nuklir dan radiologis.
Dari ratusan kiriman, Adinegoro terpilih sebagai salah satu dari lima pemenang internasional terbaik sebelum akhirnya diumumkan sebagai penerima hadiah utama.
Sebagai hadiah, para pemenang akan diundang ke konferensi Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (EPR) 2025 di Riyadh, Arab Saudi, di mana karya mereka juga akan dipamerkan di forum internasional tersebut.
IAEA menyelenggarakan kompetisi infografik daring tersebut dari 16 Juli hingga 31 Agustus untuk meningkatkan kesadaran publik tentang EPR — kesiapsiagaan dan respons terhadap keadaan darurat nuklir dan radiologis — melalui komunikasi visual yang jelas dan menarik.
Kiriman dinilai berdasarkan kejelasan pesan, kualitas visual, orisinalitas, keakuratan teknis, dan efektivitas dalam menyampaikan konsep EPR.
Kontes ini merupakan bagian dari Konferensi Internasional tentang Keadaan Darurat Nuklir dan Radiologis: Membangun Masa Depan di Dunia yang Berkembang, yang dijadwalkan pada 1–4 Desember di Riyadh.