Jakarta (ANTARA) – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengatakan bahwa madrasah merupakan lembaga yang cocok untuk dijadikan Sekolah Rakyat, tanpa perlu mencari bentuk sekolah baru.
“Sebenarnya, tidak perlu mencari bentuk baru. Madrasah sangat cocok untuk menjadi Sekolah Rakyat karena sudah ada di masyarakat,” tambahnya di Jakarta pada hari Selasa.
Beliau menyampaikan hal tersebut saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Agama dan Kementerian Sosial untuk mensukseskan program Sekolah Rakyat dan penanggulangan kemiskinan.
Inisiatif Sekolah Rakyat telah diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk membuat pendidikan dapat diakses oleh siswa dari keluarga miskin dan sangat miskin.
Menurut Umar, saat ini banyak madrasah dan pesantren yang masih dalam kondisi memadai dan mendapatkan perhatian yang cukup. Bahkan, mereka merupakan bagian dari pendidikan masyarakat yang telah berjalan lama.
“Daripada madrasah dan pesantren terbengkalai dan kumuh, lebih baik jika kita mengoptimalkannya sebagai Sekolah Rakyat yang sesungguhnya,” ujarnya.
Menteri tersebut juga menyoroti bahwa 90 persen pesantren di Indonesia dikelola oleh sektor swasta, sehingga kolaborasi ini bisa menjadi solusi yang lebih cepat dan efektif untuk menyamakan pendidikan bagi keluarga miskin dan sangat miskin.
“Dengan memanfaatkan madrasah dan pesantren, ini dapat menjadi solusi bagi mereka sendiri dan juga bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan,” katanya.
Sebelumnya, Umar dan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf menandatangani MoU yang mencakup pertukaran data dan informasi serta pengembangan kesejahteraan sosial; kompetensi sumber daya manusia; dan kebijakan strategis dalam bidang sosial, agama, pendidikan, dan pelatihan.
Perjanjian tersebut juga meliputi pelatihan materi ajar agama dan pembentukan karakter guru dan tenaga pendidik di unit-unit pendidikan di bawah Kementerian Sosial.
Berita terkait: Yusuf berupaya menjadikan Sekolah Rakyat operasional tahun ini
Berita terkait: Pemerintah akan membangun sekolah khusus gratis untuk anak-anak yang menghadapi kemiskinan ekstrem
Translator: Asep Firmansyah, Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2025