Selasa, 9 Juli 2024 – 13:01 WIB
VIVA – Pulau Semakau di Singapura, jauh dari gambaran tempat pembuangan sampah yang kotor dan bau. Pulau Semakau malah menjelma menjadi surga ekologi yang mempesona.
Dulunya, pulau ini menampung sampah dari hampir 6 juta penduduk kota. Kini, Semakau menawarkan pemandangan air biru jernih, pepohonan hijau subur, dan keanekaragaman hayati yang menakjubkan. Dilansir dari Al Mayedeen English pada Selasa, 9 Juli 2024, transformasi Semakau menjadi bukti nyata komitmen Singapura terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan. Sampah dibakar di insinerator canggih, mengurangi volumenya hingga 90%.
Abu sisa pembakaran kemudian diangkut ke Semakau dan ditimbun dengan hati-hati. Seiring waktu, vegetasi alami tumbuh, mengubah pulau ini menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna. Meskipun Semakau telah menjadi kisah sukses, Singapura masih menghadapi tantangan. TPA Semakau ini diproyeksikan akan terisi penuh pada tahun 2035. Mengingat kelangkaan lahan, menemukan lokasi alternatif untuk pembuangan sampah menjadi kendala.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Singapura meluncurkan kampanye “tanpa sampah” dengan tujuan meningkatkan tingkat daur ulang hingga 70% dan mengurangi sampah yang dibuang ke Semakau hingga 30% pada akhir dekade ini. Upaya ini termasuk edukasi publik, program daur ulang yang lebih ekstensif, dan penelitian teknologi daur ulang yang inovatif. Singapura juga mengeksplorasi solusi inovatif lainnya untuk memperpanjang umur Semakau. Salah satunya adalah memanfaatkan lapangan tenaga surya di atas TPA. Abu dari insinerator juga berpotensi diubah menjadi bahan konstruksi jalan. Dengan adanya TPA Semakau ini merupakan inspirasi bagi dunia. Pulau ini menunjukkan bahwa bahkan dari tumpukan sampah, mereka dapat menciptakan sesuatu yang indah, bermanfaat, dan berkelanjutan. Dengan komitmen, inovasi, dan kerja sama dapat mencapai masa depan di mana pengelolaan sampah tidak lagi membebani planet, tetapi justru berkontribusi pada kelestariannya.