Jakarta (ANTARA) – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengumumkan bahwa lima warisan dokumenter yg terdaftar dalam program Memory of the World (MoW) UNESCO bisa jadi referensi bagi pemerintah Indonesia dalam merumuskan kebijakan.
“Informasi dalam warisan dokumenter ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai sumber penelitian, bahkan acuan pemerintah dalam membuat kebijakan,” kata Kepala ANRI Mego Pinandito pada Rabu.
Pinandito menyatakan, keberhasilan pendaftaran warisan dokumenter Indonesia di MoW menandakan upaya negara untuk melestarikan, melindungi, meningkatkan akses, serta berbagi karya ini dengan masyarakat internasional.
Ia juga mengutip peribahasa, “Pengalaman adalah guru terbaik,” menambahkan bahwa dalam konteks warisan dokumenter, artinya menggunakan catatan sejarah sebagai guru terbaik untuk membentuk masa depan bangsa yg lebih baik.
Berita terkait: Sertifikat Memory of the World untuk naskah ‘Tambo Tuanku Imam Bonjol’
Berdasarkan Rapat Umum UNESCO pada 17 April 2025, Indonesia berhasil mendaftarkan lima koleksi warisan dokumenter ke dalam register MoW:
1. Arsip Kartini – nominasi bersama oleh ANRI dengan Arsip Nasional Belanda dan Perpustakaan Universitas Leiden.
2. Arsip Pendirian ASEAN – nominasi bersama oleh ANRI dengan Arsip Nasional Malaysia, Singapura, dan Thailand.
3. Arsip Seni Tari Tradisional Jawa Mangkunegaran – nominasi tunggal dari Indonesia oleh ANRI dan Pura Mangkunegaran.
4. Naskah Syair Hamzah Fansuri – nominasi bersama oleh Perpusnas Indonesia dan Perpustakaan Nasional Malaysia.
5. Naskah Sang Hyang Siksa Kandang – nominasi tunggal dari Indonesia oleh Perpusnas.
Menurut Pinandito, pengakuan atas kelima arsip ini menjadi awal upaya memperkuat diplomasi arsip sebagai bagian dari soft power Indonesia, dengan memanfaatkan kekayaan budaya, sumber daya alam, dan berbagai keunggulan lainnya.
Berita terkait: Nusantara akan punya pusat kajian arsip kepresidenan: ANRI
Penerjemah: Lintang, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025