Lima Daerah di Indonesia Raih Penghargaan Lingkungan ASEAN: Kementerian

Lima daerah di Indonesia mendapat penghargaan ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) ke-6 dan Sertifikat Apresiasi ke-5 pada Selasa, atas penerapan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

“Indonesia menghargai ASEAN ESC Award dan Sertifikat Apresiasi ke-5. Kami harap lebih banyak kota di ASEAN bisa memenuhi kriteria untuk penghargaan ini,” kata Ary Soedijanto, Wakil Menteri Pengelolaan Perubahan Iklim dan Tata Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup, pada Rabu.

Daerah yang menerima penghargaan adalah Kabupaten Banyumas, Kota Malang, Kota Bandung, Kota Padang, dan Kabupaten Ciamis.

Penghargaan ini diberikan kepada kota dan kabupaten di ASEAN yang dianggap sukses mewujudkan pengelolaan lingkungan berkelanjutan berdasarkan indikator utama seperti udara bersih, air bersih, dan lahan bersih.

Indikator baru juga mencakup keanekaragaman hayati perkotaan, ruang terbuka hijau, dan penerapan ekonomi sirkular.

Secara rinci, Kabupaten Banyumas mendapat ASEAN ESC Award atas sukses dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang inovatif dan inklusif, dengan 67 bank sampah aktif, penerapan prinsip 3R, dan produksi Refuse Derived Fuel (RDF).

Daerah ini juga mengelola 77 persen dari total sampah yang dihasilkan. Melalui inovasi seperti TPS3R, budidaya maggot, kompos, dan pengadaan barang ramah lingkungan, Banyumas menjadi model pengelolaan sampah di Asia Tenggara dan tujuan belajar regional.

Sementara itu, Kota Malang menerima sertifikat apresiasi dalam kategori udara bersih untuk kota besar, di mana pemerintahannya rutin melakukan uji emisi kendaraan, menerapkan reboisasi dengan menanam 518 pohon, dan mengurangi konsentrasi polutan hingga memenuhi standar internasional. Indeks Kualitas Udara kota ini mencapai 88,36, berdampak positif pada kesehatan masyarakat, produktivitas ekonomi, dan kualitas pendidikan.

Selanjutnya, Kota Bandung menerima sertifikat apresiasi dalam kategori air bersih untuk kota besar atas keberhasilannya meningkatkan akses air bersih dan sanitasi. Sekitar 91,68 persen rumah tangga memiliki akses ke air minum layak, sementara 82,55 persen rumah tangga dan industri terhubung ke sistem air limbah nasional.

MEMBACA  "Puan Membantah Pertemuan Megawati dengan Prabowo Akan Bahas Reshuffle"

Bandung juga mengembangkan pendekatan inovatif dengan mengubah mata air menjadi ruang publik multifungsi. Prestasi ini sangat mengurangi kasus diare dan menjadikan Bandung sebagai kota terdepan di ASEAN dalam pengelolaan air.

Untuk Kota Padang, sertifikat apresiasi diberikan untuk kategori ekonomi sirkular bagi kota besar dengan mendorong transformasi pengelolaan sampah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi.

Melalui bank sampah, budidaya maggot, dan program Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan, kota ini menghasilkan produk daur ulang yang dipasarkan secara luas.

Selain itu, Fasilitas Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 200 ton/hari di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin mampu menghasilkan bahan bakar co-firing untuk industri semen, dan TPST tambahan berbasis kompos, biokonversi, dan pirolisis sedang dalam pembangunan.

Terakhir, Kabupaten Ciamis menerima sertifikat apresiasi dalam kategori Lahan Bersih untuk kota kecil atas pengurangan sampah yang dibuang ke TPA dari 45 truk per hari pada 2019 menjadi 9 truk per hari pada 2024.

Pemerintah daerah mendorong 298 Fasilitas Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, and Recycle (TPS3R) dan bank sampah, termasuk bank sampah pusat berbasis masyarakat.

Program inovatif seperti Sedekah Sampah, larangan kantong plastik kurban, dan insentif sepeda motor untuk pengumpul sampah terbaik, telah berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat.

Kabupaten ini juga mengembangkan proyek konversi gas metana menjadi energi di TPA Banjaranyar dan Ciminyak.