Jakarta (ANTARA) – Lima anggota Nahdlatul Ulama (NU) menghadapi pemecatan dari organisasi Islam terbesar di Indonesia setelah bertemu dengan pemimpin Israel Isaac Herzog
Gambar pertemuan mereka dengan Herzog menjadi viral di media sosial, menyebabkan kegemparan di kalangan masyarakat Indonesia, yang melihat pertemuan tersebut sebagai tindakan yang tidak bijaksana, mengingat agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Indonesia secara tegas mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak mengakui Israel serta tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
Menurut pernyataan pada hari Kamis, Sekretaris Jenderal Majelis Tinggi Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf meminta kelima anggota tersebut untuk mengundurkan diri secara sukarela atau akan dipecat dari jabatan mereka.
Para lima anggota tersebut merupakan eksekutif di cabang NU Banten dan lembaga-lembaga terafiliasi NU, seperti Sayap Perempuan Muda Fatayat NU, sayap pencak silat Pagar Nusa NU, dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia).
Yusuf menjelaskan bahwa Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf secara pribadi memanggil salah satu dari lima anggota tersebut, dan empat lainnya telah dipanggil oleh para pemimpin unit-unit otonom NU tempat mereka bertugas untuk diinterogasi.
Sebuah penyelidikan internal atas aktivitas kelima anggota tersebut yang mengarah pada pertemuan dengan pemimpin Israel menemukan bahwa kunjungan mereka dilakukan atas dasar pribadi dan disponsori oleh sebuah organisasi non-pemerintah.
Namun, sponsor tidak mengungkapkan pertemuan dengan Herzog sebagai bagian dari kunjungan tersebut, yang dilakukan dalam misi dialog lintas agama atas undangan kelima anggota tersebut.
Para lima anggota tersebut mengakui kesalahannya atas pertemuan tersebut dan kegemparan publik yang diakibatkannya. Namun demikian, organisasi menemukan bahwa partisipasi mereka dalam kunjungan tersebut melanggar aturan NU.
\”Kunjungan tersebut telah melanggar regulasi NU karena setiap kerjasama dengan pihak eksternal memerlukan persetujuan PBNU,\” tambah Yusuf.
Sekretaris Jenderal menyatakan bahwa pemecatan tersebut harus menjadi efek jera untuk mencegah pelanggaran serupa di masa mendatang.
Berita terkait: NU Indonesia akan memanggil anggotanya terkait pertemuan dengan presiden Israel
Berita terkait: Indonesia mengutuk pembantaian Israel di kamp pengungsi Gaza
Penerjemah: Tri Meilani A, Nabil Ihsan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024