Kamis, 4 September 2025 – 14:28 WIB
Jakarta, VIVA – Pernyataan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar tentang profesi guru jadi sorotan publik. Dalam ceramah yang videonya viral di media sosial, Menag menyebut bahwa tujuan guru bukan untuk cari uang. Ia bilang kalau mau cari uang, lebih baik jadi pedagang.
Baca Juga:
Menag Minta Maaf!
Dalam video itu, Menag Nasaruddin mengatakan bahwa guru harus utamakan ketulusan dalam mendidik. Ia tekankan bahwa guru adalah profesi mulia yang bertugas memintarkan anak orang, bukan untuk cari keuntungan materi.
“Makanya jangan ikut-ikutan pedagang. Emang tujuannya cari uang. Sedangkan guru tujuannya mulia, bagaimana memintarkan anak orang. Ya, itu tujuannya, bukan cari uang. Kalau mau cari uang, jangan jadi guru. Jadi pedagang aja,” kata Menag saat buka PPG Dalam Jabatan di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu 3 September 2025.
Baca Juga:
8 Negara dengan Gaji Guru Tertinggi di Dunia hingga Tembus Rp1,6 Miliar per Tahun, Indonesia Kapan?
Pernyataan itu kemudian dapat berbagai reaksi, terutama dari para guru yang merasa profesinya diremehkan. Banyak yang soroti bahwa guru juga butuh kesejahteraan untuk bisa mengabdi dengan baik.
Baca Juga:
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Sebut Lagu Anak Penting Buat Pantik Masa Depan Mereka
Menyadari ucapannya membuat tafsir yang kurang tepat, Menag Nasaruddin Umar akhirnya minta maaf secara terbuka. Ia tegaskan tidak ada niat untuk merendahkan profesi guru.
“Saya sadar bahwa potongan pernyataan saya tentang guru menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada niat sedikit pun bagi saya untuk merendahkan profesi guru. Justru sebaliknya, saya ingin tegaskan bahwa guru adalah profesi yang sangat mulia, karena dengan ketulusan hati merekalah generasi bangsa ditempa,” kata Menag dikutip dari laman resmi Kemenag, Jakarta.
Ia juga ingatkan bahwa dirinya juga seorang guru yang sudah lama mengabdi di dunia pendidikan.
“Puluhan tahun hidup saya, saya abdikan di ruang kelas, mendidik mahasiswa, menulis, dan membimbing. Karena itu, saya sangat paham bahwa di balik kemuliaan profesi ini, guru tetap manusia yang butuh kesejahteraan yang layak,” ujarnya.
Komitmen Pemerintah untuk Guru
Dalam kesempatan tersebut, Menag Nasaruddin juga tegaskan komitmen pemerintah untuk tingkatkan kesejahteraan dan kualitas guru. Tahun ini, sebanyak 227.147 guru non-PNS terima kenaikan tunjangan profesi dari Rp1,5 juta jadi Rp2 juta per bulan.
Selain itu, lebih dari 102 ribu guru madrasah dan guru pendidikan agama sekarang sedang ikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Sepanjang 2025, total ada 206.411 guru yang ikut program tersebut, naik drastis sampai 700 persen dibanding tahun 2024.
Kemenag juga catat bahwa dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 52 ribu guru honorer telah berhasil diangkat jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Semua ini adalah bentuk nyata perhatian negara bagi peningkatan kesejahteraan sekaligus penguatan kapasitas para guru,” ujar Menag.
Meski pernyataan awalnya sempat jadi polemik, Menag Nasaruddin Umar kembali tegaskan bahwa guru adalah profesi yang paling mulia dan pantas dibanggakan.