Jembrana, Bali (ANTARA) – Layanan feri di Selat Bali sudah kembali normal setelah gangguan baru-baru ini menyebabkan antrean panjang di pelabuhan penghubung karena frekuensi penyeberangan dikurangi.
Pengurangan ini dilakukan setelah inspeksi keselamatan menyusul tenggelamnya sebuah feri awal bulan ini, yang menewaskan 18 orang dan 17 lainnya masih dinyatakan hilang.
Menurut operator BUMN ASDP Indonesia Ferry, antrean panjang kendaraan logistik di pelabuhan sepanjang selat sudah berkurang karena lebih banyak kapal beroperasi lagi. Per Sabtu pukul 12 siang waktu setempat, sudah ada 23 feri yang beraktivitas.
Antrean di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, sudah teratasi, sementara di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, masih ada sisa antrean kendaraan logistik di sekitar area Bulusan.
“Kami fokus menyelesaikan antrean ini,” ujar Shelvy Arifin, Sekretaris Perusahaan ASDP, dalam pernyataan Sabtu.
Dia menambahkan, proses bongkar muat feri kini sudah lancar di kedua pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali.
Gangguan ini terjadi setelah tenggelamnya KMP Tunu Pratama pada 2 Juli lalu, yang membawa 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan saat berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk.
Insiden ini memicu inspeksi menyeluruh semua kapal oleh Kementerian Perhubungan untuk memastikan kelayakan laut. ASDP mendukung penuh inspeksi tersebut.
“Kami juga memantau proses penimbangan dan pengelolaan muat, sesuai arahan Dirjen Perhubungan Laut,” kata Shelvy.
Dia juga berterima kasih atas kesabaran penumpang dan menegaskan bahwa keselamatan tetap prioritas utama perusahaan.
“ASDP akan terus memberikan layanan optimal, memastikan kelancaran logistik, dan menjaga kenyamanan publik,” tambahnya.
GM ASDP Ketapang Yannes Kurniawan mengonfirmasi operasi sudah stabil.
“Aktivitas bongkar muat berjalan normal. Saat ini kami prioritaskan pengangkutan kendaraan barang yang masih terdampak di Bulusan dengan dukungan kapal cadangan,” jelasnya.
Langkah strategis tambahan termasuk penyortiran kendaraan di gerbang tol terdekat dan penambahan kapal untuk mempercepat layanan.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Laut Muhammad Masyhud menyebut 54 kapal diperiksa, dan 45 di antaranya sudah dinyatakan layak beroperasi lagi di Selat Bali.
Berita terkait: Kecelakaan feri: SAR Jatim lanjutkan pencarian 16 orang hilang
Berita terkait: Indonesia akan angkat feri tenggelam di Selat Bali, 17 masih hilang
Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025