Laba Bersih Permata Bank Tembus Rp 2,9 Triliun hingga Kuartal III 2025

Rabu, 29 Oktober 2025 – 10:14 WIB

Jakarta, VIVA – PT Bank Permata Tbk, atau yang dikenal sebagai Permata Bank, mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,9 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,5 persen secara year-on-year (yoy) hingga kuartal III tahun 2025.

Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli, menambahkan bahwa laba operasional sebelum pencadangan atau pre-provision operating profit (PPOP) juga naik sebesar 4,9 persen (yoy) menjadi Rp 5,0 triliun.

"Kinerja positif Bank Permata selama sembilan bulan ini menjadi dasar yang penting untuk perjalanan menuju tahap pertumbuhan berikutnya. Pencapaian ini menunjukkan kekuatan dan komitmen kami untuk terus tumbuh dengan sehat dan berkelanjutan," ujar Meliza dalam pernyataannya, Rabu, 29 Oktober 2025.

Dia juga menyatakan bahwa bank tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan bisnis, terutama dalam penyaluran kredit, di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.

Selain itu, pengoptimalan struktur neraca terus dilakukan untuk mempertahankan tingkat likuiditas yang cukup. Rasio loan to deposit (LDR) tercatat sebesar 80,9 persen pada kuartal III tahun 2025.

Hingga September 2025, total aset Permata Bank tumbuh 5,7 persen (yoy) menjadi Rp 269,3 triliun. Sementara itu, kredit yang diberikan kepada nasabah meningkat 5,4 persen (yoy) menjadi Rp 158,9 triliun.

Pertumbuhan kredit ini terutama didorong oleh segmen korporasi yang naik 8,2 persen (yoy) menjadi Rp 93,9 triliun, serta segmen komersial yang tumbuh 10,4 persen (yoy) menjadi Rp 20,9 triliun.

Kualitas kredit tetap terjaga dengan baik, di mana NPL gross dan loan at risk (LAR) masing-masing berada di level 2,1 persen dan 7,0 persen. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, angkanya adalah 2,1 persen dan 8,0 persen.

MEMBACA  IHSG Meningkat Senja Ini, Naik 1,32% ke Level 6.617

Rasio NPL coverage dan LAR coverage juga cukup untuk menjamin kebutuhan cadangan atas potensi penurunan kredit secara konservatif, masing-masing di level 351 persen dan 107 persen. Bank juga secara konsisten melakukan upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset dalam menangani kredit bermasalah.

Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat 6,9 persen (yoy) menjadi Rp 195,9 triliun, yang terutama didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 17,3 persen. Rasio CASA Bank Permata pun tercatat naik menjadi 60,5 persen, dibandingkan dengan 55,1 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Struktur likuiditas juga dijaga dengan sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) rata-rata pada level 292,9 persen dan net stable funding ratio (NSFR) pada level 132,9 persen di akhir bulan September 2025.