Kementerian Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa mengidentifikasi kasus tuberkulosis (TB) adalah langkah pertama yang penting dalam mengakhiri atau mengeliminasi penyebaran penyakit menular tersebut.
“Langkah pertama, sama seperti penyakit menular lainnya, adalah mereka (kasus) harus terdeteksi terlebih dahulu,” katanya setelah acara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60 di Jakarta pada hari Selasa.
Sadikin mengatakan bahwa ia bertujuan untuk memastikan bahwa TB dapat terdeteksi dan didiagnosis di semua jaringan fasilitas kesehatan di Indonesia.
Ia mencatat bahwa pada tahun 2023, jumlah kasus TB yang terdeteksi di Indonesia mencapai 800 ribu, sementara pada tahun 2024, Kementerian Kesehatan menargetkan untuk mendeteksi setidaknya 900 ribu kasus.
Menteri juga menjelaskan bahwa inovasi dalam obat TB yang saat ini sedang dikembangkan memungkinkan penderita untuk menjalani terapi dalam waktu yang lebih singkat untuk mencapai pemulihan yang lengkap, di mana pengobatan saat ini dapat diselesaikan dalam empat hingga enam bulan.
Dengan deteksi kasus TB dan pengobatan yang berkelanjutan, prevalensi penyakit di negara ini diharapkan dapat berkurang.
Beliau menegaskan bahwa Indonesia saat ini sedang aktif melakukan uji klinis tahap ketiga vaksin TB di lima pusat di negara ini. Pengembangan vaksin ditargetkan selesai sebelum 2029.
Sebelumnya, dalam Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Inovasi TB di Badung, Bali, pada hari Senin (11 November 2024), Sadikin menekankan perlunya menyelesaikan produksi vaksin TB pada akhir 2028 untuk mencapai target memberantas TB pada 2030.
Beliau menegaskan bahwa sambil menunggu vaksin TB, Indonesia akan meningkatkan pemeriksaan untuk mendeteksi lebih banyak kasus di negara ini.
Menteri telah menetapkan target untuk mengidentifikasi satu juta kasus TB pada tahun 2025.
Berita terkait: Untuk mengakhiri TB pada 2030, perlu siapkan vaksin pada 2028: menteri
Berita terkait: Indonesia meningkatkan perjuangan melawan TB, bertujuan mendeteksi 900 ribu kasus lebih
Penerjemah: Farhan Arda, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024