Kunci Daya Saing Global Indonesia: Modal Manusia Unggul

Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menekankan bahwa ketahanan dan daya saing global Indonesia tidak bergantung pada kekayaan alam yang melimpah, tetapi pada kekuatan sumberdaya manusianya.

“Jangan terlalu bangga dengan sumber daya alam. Kemajuan suatu bangsa bukan karena kekayaan alam, tapi karena penduduknya. Kunci utamanya adalah pendidikan,” ujarnya dalam orasi ilmiah pada peringatan HUT ke-65 Universitas Sriwijaya di Palembang, Minggu.

Karnavian berpendapat, meski aset alam Indonesia setara dengan negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan India, hal itu tidak cukup tanpa penduduk yang berpendidikan baik, sehat, dan terampil.

Dia mencontohkan Singapura sebagai model bagaimana investasi strategis dalam pendidikan bisa mengubah negara kecil menjadi kekuatan ekonomi global.

Menteri itu menyoroti keunggulan demografi Indonesia, di mana hampir 69 persen populasinya berada dalam usia produktif (15–64 tahun).

Untuk memanfaatkan potensi ini, dia menekankan perlunya sistem pendidikan dan kesehatan yang kuat—pilar dari visi nasional “Indonesia Emas 2045.”

Dia juga memuji pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang sejalan dengan visi ini melalui program seperti Sekolah Rakyat untuk anak kurang mampu, Sekolah Garuda untuk bakat, dan beasiswa di bidang strategis seperti kedokteran.

Menguatkan pesan Karnavian, dosen Universitas Padjadjaran Arfin Sudirman menyatakan bahwa “sumber daya alam yang melimpah tidak akan berarti tanpa sumber daya manusia yang terampil, melek teknologi, dan kebijakan yang kuat berbasis penelitian.”

Penerjemah: Fianda, Kenzu
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Indonesia minta riset ERIA untuk atasi dampak tarif AS terhadap ASEAN.