KRI Diponegoro Melakukan Latihan Meriam di Laut Mediterania

Kapal perang Indonesia KRI Diponegoro-365 melakukan latihan menembak di Laut Tengah untuk menguji kesiapan persenjataannya selama operasi menjaga perairan Lebanon dengan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Maritime Task Force in Lebanon (MTF UNIFIL).

Informasi Layanan Angkatan Laut Indonesia, dalam sebuah pernyataan resmi pada hari Sabtu, menginformasikan bahwa latihan tersebut dibagi menjadi empat sesi, yang semuanya diarahkan ke Zona Barbara Laut Tengah, Lebanon.

Komandan KRI Diponegoro-365, Letnan Kolonel Wirastyo Haprabu, menginformasikan bahwa latihan tersebut bertujuan untuk menguji fungsi senjata kapal dan sistem sensor komando.

“Latihan ini juga untuk menjaga profesionalisme dan insting tempur anggota kru dalam menghadapi perkembangan situasi yang sangat kompleks dan dinamis, terutama di wilayah misi perairan Lebanon,” tambahnya.

Selama latihan, yang berlangsung pada 21 Mei 2024, kru kapal perang menembakkan meriam cepat 76mm Otomelara Super Rapid Gun (OSRG) menggunakan dua metode: melalui sistem Pusat Informasi Tempur (PIT) dan melalui perangkat Target Designated Sight (TDS).

Selain itu, kru berlatih menembak menggunakan peluru kendali 20mm Mitraliur Vector G20 dari sisi kanan dan kiri, kemudian menggunakan Sistem Senjata Pemusnah Kebal Soft Kill (SKWS) Terma Decoy, baik dari ruang PIT maupun secara manual (CU jembatan), untuk mencegah serangan misil yang masuk. SKWS Terma Decoy merupakan salah satu anti-misil di kapal perang.

Kru juga melakukan latihan menembak menggunakan Sniper AX Type 7.62mm selama simulasi ancaman asimetris di laut.

Seperti yang disebutkan dalam pernyataan, KRI Diponegoro telah bertugas dengan MTF UNIFIL di perairan Lebanon sejak awal 2024. Kapal perang Angkatan Laut Indonesia berlayar dari Jakarta ke Lebanon pada akhir 2023, menggantikan KRI Frans Kaisiepo-368, yang sebelumnya bertugas dengan Kontingen TNI Garuda XXVIII-N Maritime Task Force UNIFIL.

MEMBACA  Dulu mereka bekerja untuk perusahaan terbesar di China. Sekarang mereka melakukan pekerjaan manual.

Pasukan Tugas MTF di Lebanon bertanggung jawab atas menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel bersama pasukan tugas UNIFIL lainnya, termasuk Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Unit Pendukung Markas Besar Kekuatan (FHQSU), Kompi Perlindungan Kekuatan Indo (FPC) Task Force, Pasukan Tugas Koordinasi Militer-Sipil TNI (CIMIC), Pasukan Tugas Komunitas Militer (MCOU), dan Pasukan Tugas Rumah Sakit Tingkat 2.

Sebagian besar tentara TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang merupakan anggota UNIFIL beroperasi di darat, sementara Pasukan Tugas MTF melaksanakan tugasnya di laut.

Tugas yang dilakukan oleh tentara dari Pasukan Tugas MTF UNIFIL termasuk melakukan patroli air di sepanjang perbatasan, mencegah masuknya senjata ilegal, dan mengadakan pelatihan bagi tentara Angkatan Laut Lebanon.