Bandar Lampung, Lampung (ANTARA) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raja Juli Antoni mengumumkan bahwa pengelolaan koridor gajah yang sedang dikembangkan di Aceh akan di tirikan di Lampung untuk mencegah interaksi negatif dengan manusia.
"Salah satu isu krusial di Lampung adalah interaksi negatif antara satwa liar seperti harimau dan gajah dengan manusia. Ini adalah tanggung jawab kita untuk mengubah interaksi negatif ini menjadi positif," ujarnya di Lampung Timur, Lampung, pada Sabtu.
Dia menjelaskan, melalui program Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI), kementerian sedang mengembangkan proyek percontohan koridor gajah Sumatera di Aceh, yang berfungsi sebagai kawasan pergerakan untuk gajah.
Koridor tersebut dikelola di dalam perkebunan hutan industri seluas 90.000 hektar di mana 11 desa telah mengalami konflik dengan satwa liar.
"Ini akan diselesaikan secara komprehensif dan ditiru di Lampung," catatnya.
Antoni menambahkan, konflik antara manusia dan satwa liar sering dipicu oleh menyusutnya habitat akibat perluasan pemukiman, disertai dengan terbatasnya sumber makanan di wilayah jelajah gajah.
"Gajah juga punya ingatan yang sangat panjang. Mereka mengingat asal-usulnya dan sering berusaha kembali ke habitat aslinya," tambahnya.
Dia mengatakan, selain memulihkan sumber makanan, upaya mitigasi mencakup pembuatan dan memperdalam tanggul serta pemasangan pagar listrik untuk mengurangi konflik.
"Semua ini akan direplikasi di Lampung, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah memulihkan ekosistem di sini, termasuk di Taman Nasional Way Kambas," tegas menteri itu.
Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]
Penerjemah: Ruth Intan, Raka Adji
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025