Korban Tewas Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 49 Orang

Senin, 6 Oktober 2025 – 04:54 WIB

Sidoarjo – Satu unit excavator breaker untuk menghancurkan beton dan dua bucket excavator bekerja sama membersihkan puing-puing gedung musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Pembersihan berlangsung hingga Minggu malam, 5 Oktober 2025.

Baca Juga:
Media Arus Utama Tak Pernah Adil Memberitakan Setiap Tragedi di Pesantren

Tujuannya adalah untuk mengangkat dan membersihkan semua reruntuhan agar memudahkan Tim SAR menemukan jenazah para korban.

Sedikit demi sedikit, upaya ini membuahkan hasil. Pembersihan puing sudah mencapai 80 persen dan semakin banyak jenazah korban yang berhasil ditemukan.

Baca Juga:
Update Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny: 45 Orang Tewas, 104 Selamat

Tim SAR gabungan mencari korban musala ambruk di Ponpes Al Khoziny

Berdasarkan data sementara dari hari Minggu, 5 Oktober, mulai pukul 00.00 WIB hingga 23.30 WIB, telah ditemukan 24 jenazah, termasuk empat potongan tubuh manusia.

Baca Juga:
23 Orang Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Masih Belum Ditemukan, Evakuasi Ditargetkan Selesai Besok

“Data ini menambah total korban meninggal menjadi 49 orang, sedangkan jumlah bagian tubuh yang ditemukan menjadi lima potong. Seluruh jenazah dan bagian tubuh telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk diidentifikasi,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Senin 6 Oktober 2025.

Dengan temuan ini, jumlah korban yang masih dicari berkurang menjadi 14 orang. Sementara itu, korban yang selamat berjumlah 104 orang. Enam orang masih dirawat intensif, 97 orang telah selesai menjalani perawatan, dan satu orang pulang tanpa perlu perawatan.

Pembersihan Puing Hadapi Kendala

Setelah banyak material berhasil diangkat, tim SAR gabungan menghadapi kendala baru. Terdapat bagian reruntuhan yang masih terhubung dengan gedung lama di sebelahnya, yang terletak di selatan gedung utama yang roboh. Hal ini memaksa tim untuk menyusun strategi dan penanganan khusus.

MEMBACA  250 Pembalap Bertarung untuk Gelar Juara Nasional di Supercrosser 2024

“Tim SAR gabungan tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan tanpa perhitungan yang matang, mengingat bangunan lama terlihat sudah miring. Jika dipaksakan, dikhawatirkan justru bisa merusak atau menyebabkan gedung sebelahnya ikut roboh. Kalau itu terjadi, pekerjaan akan menjadi lebih berat lagi,” ujarnya.

Konsultan ahli dari ITS didatangkan untuk memberikan rekomendasi. Hasilnya, tim diharuskan membuat penahan untuk gedung lama yang masih berdiri agar proses pemotongan (cutting) bisa dilakukan tanpa menyebabkan kerusakan.

Halaman Selanjutnya
Fokus Tetap Pada Operasi SAR