Korban Aksi Unjuk Rasa Alami Luka Serius: Presiden

Presiden Prabowo Subianto bercerita tentang kondisi korban cedera dalam demo akhir pekan lalu. Beberapa dari mereka butuh cangkok ginjal dan operasi tengkorak.

Hal itu dia sampaikan setelah menjenguk beberapa korban di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, pada Senin. Dari 43 korban, 17 dirawat di situ. Menurut Pak Prabowo, 17 orang itu terdiri dari 14 polisi dan tiga warga sipil.

“Saya sudah kunjungi 13 orang di dalam, beberapa dalam kondisi serius,” kata Presiden. Dia menyebut salah satu korban harus menjalani operasi penggantian bagian tulang tengkorak dengan titanium.

Ada juga korban perempuan yang hendak pergi ke pasar pakai motor. Saat demo, ada orang yang memukul pahanya dan mengambil motornya.

Selain itu, korban lain mengalami gagal ginjal dan perlu cangkok. Prabowo bilang gagal ginjal itu akibat terinjak-injak kerumunan saat demo.

“Saat ini mereka harus cuci darah. Kalau butuh transplantasi, kami akan cari organ jika kondisinya tidak membaik. Gagal ginjal itu sangat serius,” tegasnya.

Presiden menyatakan rakyat punya hak menyampaikan pendapat dan aspirasi, dan itu dilindungi undang-undang. Tapi, unjuk rasa harus dilakukan dengan damai dan patuh peraturan, misalnya selesai sebelum jam 6 sore.

Dia mengatakan dalam beberapa demo, ada truk yang membawa kembang api besar, menyebabkan sejumlah personel polisi menderita luka bakar.

“Banyak personel kena tembak kembang api. Ada yang lehernya terbakar, ada yang pahanya. Bayangkan jika alat kelamin pria terbakar. Menurut saya, ini tindakan yang bermaksud buat kekacauan,” ujar Presiden.

Rangkaian unjuk rasa di dekat gedung DPR dimulai sejak 25 Agustus. Masyarakat menyuarakan ketidakpuasan atas perilaku tidak pantas dan insentif berlebihan para anggota DPR.

MEMBACA  Isolasi Global terhadap Sepak Bola Israel: Maccabi Tel Aviv Ditolak Masuk Belanda

Namun, demo jadi ricuh setelah seorang warga sipil tewas tergilas kendaraan taktis polisi, yang memicu kerusuhan di berbagai daerah.

Demo lanjutan juga menelan korban jiwa dan melukai banyak orang. Sejumlah orang tak dikenal merusak fasilitas umum dan gedung, seperti pos polisi, rambu lalu lintas, pembatas jalan, dan beberapa kendaraan dibakar.

Berbagai institusi dan tokoh masyarakat telah menyerukan semua pihak untuk menghentikan aksi anarki dan menyelesaikan situasi dengan damai.

Presiden juga meminta pimpinan DPR untuk bertemu dengan pengunjuk rasa dan mengadakan dialog dengan mereka untuk mendengar keluhannya.

Berita terkait: Prabowo perintahkan Polri dan TNI bertindak tegas hadapi kerusuhan anarkis
Berita terkait: Pemerintah selidiki kematian driver ojol dalam bentrok demo Jakarta

Penerjemah: Mentari Dwi Gayati, Mecca Yumna
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025