Jakarta (ANTARA) – Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) akan menyumbang 3.650 personel untuk pasukan perdamaian berjumlah 20.000 orang yang sedang dipersiapkan Indonesia untuk dikirim ke Gaza, Palestina. Pasukan ini merupakan bagian dari misi perdamaian PBB yang potensial.
“Asistn Teritorial Kepala Staf TNI AU, Marsekal Pertama Palito Sitorus, mengatakan di Jakarta pada Kamis bahwa mereka akan memobilisasi sekitar 3.650 personel untuk bergabung dengan kontingen pasukan perdamaian, bersama-sama dengan prajurit dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut.”
Berbicara di Kompleks Lanud Halim Perdanakusuma, ia menekankan bahwa personel TNI AU akan membentuk tiga brigade komposit yang akan menjadi bagian dari pasukan perdamaian Indonesia.
Dia juga menegaskan bahwa semua prajurit yang terpilih memiliki keahlian yang sangat dibutuhkan untuk operasi kemanusiaan di Gaza. Keahlian ini termasuk keahlian medis, kemampuan evakuasi, dan kemahiran dalam konstruksi fisik.
Selain personel, TNI AU juga siap untuk mengerahkan pesawat angkut Hercules C-130 ke Gaza jika diperintahkan oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Sebelumnya, TNI AL juga telah menyatakan kesiapan yang sama dengan mengumumkan rencana untuk mengerahkan sekitar lima ribu personel untuk misi perdamaian ini.
Persiapan untuk misi Gaza ini berawal dari arahan Presiden Prabowo Subianto kepada TNI untuk bersiap menghadapi kemungkinan penugasan yang dimandatkan oleh PBB. Presiden telah berulang kali menekankan kesediaan Indonesia untuk mengirim 20.000 pasukan perdamaian, termasuk pada Sidang ke-80 Majelis Umum PBB di New York bulan September lalu. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin juga telah mengonfirmasi rencana perdamaian ini.
Pada tanggal 24 November, Jenderal Subiyanto menjelaskan bahwa misi ini akan terdiri dari tiga brigade komposit. Setiap brigade akan terdiri dari batalyon medis, batalyon insinyur konstruksi, batalyon dukungan, dan batalyon dukungan mekanis.
Tanpa merinci tanggal pasti, dia menyatakan bahwa penempatan akan dilakukan setelah sebuah tim survei melakukan peninjauan situasi di Gaza. Panglima TNI juga mencatat bahwa TNI akan menunjuk seorang perwira bintang tiga yang berpengalaman untuk memimpin pasukan perdamaian ini.
Keesokan harinya, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Freddy Ardianzah menyatakan bahwa kandidat untuk posisi komandan harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria ini meliputi keterampilan diplomasi militer yang kuat, pengalaman dalam misi internasional atau pelatihan di luar negeri, dan partisipasi sebelumnya dalam operasi gabungan TNI.
Dia mengonfirmasi bahwa TNI telah mulai menyeleksi kandidat untuk posisi tersebut. Beberapa perwira bintang tiga sudah masuk dalam daftar pendek, meskipun dia tidak menyebutkan nama-nama mereka.