Kontainer Sepatu di Pelabuhan Tanjung Priok Diduga Terpapar Radiasi

Senin, 17 November 2025 – 18:07 WIB

Jakarta, VIVA – Satgas Penanganan Cs-137 menyampaikan bahwa ada dugaan dua kontainer berisi produk alas kaki atau sepatu di Pelabuhan Tanjung Priok yang terkontaminasi bahan radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Saat ini, satgas masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut dari BRIN.

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas, Bara Krishna Hasibuan, mengatakan hasil pemeriksaan lab BRIN diharapkan bisa keluar minggu ini. Pemeriksaan awal oleh Bapeten memang menemukan jejak kontaminasi di dalam salah satu kontainer, tapi tidak terdeteksi di bagian luarnya.

“Ada dua kontainer sepatu yang terkontaminasi. Satu sedang dicek. Jadi pemeriksaan awal Bapeten sudah menunjukan ada indikasi kontaminasi di dalam, tapi di luar kontainernya bersih,” ujarnya di Jakarta, Senin (17/11).

Menurut dia, kedua kontainer itu saat ini masih berada di Pelabuhan Tanjung Priok dan berasal dari sebuah perusahaan berinisial NM yang berlokasi di daerah Cikande.

Bara menegaskan bahwa proses ekspor dari perusahaan tersebut tetap berjalan karena dugaan kontaminasi ini bukanlah kasus baru. Kasus kontaminasi pada produk udang dan sepatu ini diduga berasal dari kejadian yang sama dan terjadi pada periode waktu yang hampir bersamaan, yaitu sekitar bulan Mei 2025. Sumber kontaminasi diduga berasal dari fasilitas peleburan (smelting) milik PT Peter Metal Technology (PMT).

Lebih detail dijelaskan, sumber paparan berasal dari besi tua (scrap metal) yang ternyata mengandung bahan radioaktif. Saat proses peleburan, material radioaktif itu menguap dan terbawa oleh aliran udara ke berbagai titik di kawasan industri tersebut.

“Kami ingin tegaskan bahwa kontaminasi pada udang dan sepatu ini kelihatannya terjadi pada periode yang sama, sekitar bulan Mei. Sumbernya juga sama, yaitu dari fasilitas smelting PT Peter Metal Technology yang menggunakan scrap metal terkontaminasi,” kata Bara.

MEMBACA  Blinken, di Tanjung Verde, Menandakan Perhatian AS pada Afrika

Selanjutnya, Bara menambahkan bahwa saat ini tidak ada penyebaran kandungan radioaktif yang baru. “Jadi tidak ada penyebaran secara masif. Produk sepatu yang terkontaminasi itu, meski laporannya baru kami terima belakangan, sebenarnya juga bukan kontaminasi baru. Itu kontaminasi lama,” pungkasnya. (Ant)