Konferensi PUIC: Indonesia menawarkan mediasi konflik

Parlemen Indonesia menawarkan untuk memediasi pembicaraan perdamaian antara negara-negara yang saat ini terlibat dalam konflik di Konferensi Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) ke-19 yang sedang berlangsung.

Ini disampaikan oleh Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mardani Ali Sera, di Jakarta pada hari Selasa.

Pada Konferensi PUIC ke-19, Indonesia berupaya untuk memediasi bukan hanya sengketa Israel-Palestina, tetapi juga konflik antara India dan Pakistan, serta Rusia dan Ukraina.

“Kemudian, antara negara kami (OKI), ada sub-Sahara dan lain-lain; ada sengketa,” ujar Mardani.

Ketua BKSAP menekankan bahwa sebagai mediator, parlemen Indonesia tidak akan memihak pada satu pihak tertentu, tetapi fokus pada penyelesaian konflik dengan mencari perdamaian.

“Yang penting adalah menemukan solusi berdasarkan perdamaian,” katanya.

Sesi ke-19 Konferensi PUIC berlangsung dari 12 hingga 15 Mei 2025, di Kompleks Parlemen Indonesia di Jakarta. Bertema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience.”

Konferensi tahun ini bertepatan dengan peringatan 25 tahun PUIC, yang didirikan pada tahun 1999. Acara ini diharapkan akan dihadiri oleh 450 delegasi dari parlemen negara-negara anggota OKI dan negara pengamat.

Sebelumnya, Ketua DPR Puan Maharani menekankan bahwa menjadi tuan rumah konferensi adalah momentum strategis bagi Indonesia untuk menegaskan perannya sebagai penggerak diplomasi bagi dunia Muslim, yang demokratis, inklusif, dan berorientasi pada solusi.

Maharani menekankan bahwa Indonesia, khususnya DPR, siap menjadi jembatan untuk dialog, kolaborasi, dan transformasi antara parlemen dunia Muslim.

Berita terkait: Konferensi PUIC ke-19: Ketua Maharani menekankan dukungan untuk Palestina

Berita terkait: PUIC akan menghasilkan Deklarasi Jakarta: DPR

Penerjemah: Melalusa Susthira, Raka Adji
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Rute Moskow-Denpasar Akan Ditambah, Dukung Pertumbuhan Pariwisata dan Ekonomi Bali (Penambahan penerbangan ini diharapkan mampu memperkuat sektor pariwisata serta perekonomian di Pulau Dewata.)