Badung (ANTARA) – Konferensi Nasional Perempuan kedua mengintegrasikan sembilan agenda utama perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok terpinggirkan untuk memastikan mereka terlibat dalam perencanaan pembangunan nasional jangka menengah dan panjang.
“Kami membuat momen Hari Kartini sebagai tonggak dalam mimpi Kartini untuk membuat perempuan mampu menentukan nasibnya sendiri,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga di Badung, Bali, pada hari Sabtu.
R.A. Kartini dianggap sebagai simbol emansipasi wanita Indonesia. Hari lahirnya, 21 April, dirayakan sebagai Hari Kartini.
Konferensi Nasional Perempuan kedua, dihadiri oleh 1.500 peserta dan 11 mitra INKLUSI, berlangsung di Gedung Kesenian Giri Nata Mandala yang terletak di Kabupaten Badung, Bali, pada tanggal 20 April.
Konferensi ini menjadi model untuk mengatasi sembilan isu kunci yang dihadapi oleh perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok terpinggirkan.
Sembilan isu kunci mencakup topik kemiskinan, pekerja perempuan, mencegah pernikahan anak, pemberdayaan ekonomi perempuan, kepemimpinan perempuan, kesehatan perempuan, perempuan dan lingkungan, perempuan dan anak dalam konflik dengan hukum, dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Bagaimana perempuan memiliki impian dan mewujudkan impian tersebut—itu yang kami harapkan akan dikonfirmasi hari ini. Dari sembilan isu ini, semoga kami akan mengawasi rencana pembangunan nasional,” ujar Puspayoga.
Konferensi Nasional Perempuan kedua adalah aksi kolektif yang diselenggarakan oleh INKLUSI (Australia-Indonesia Partnership Towards an Inclusive Society), bekerja sama dengan Kementerian PPPA dan dengan dukungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Aksi kolektif tersebut dikoordinasikan oleh Lembaga Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan dan didukung oleh Sekretariat INKLUSI.
Program INKLUSI adalah kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Australia melalui koordinasi Bappenas.
Agenda konferensi dimulai dengan dialog antara menteri dan perwakilan organisasi masyarakat sipil mitra INKLUSI yang memberikan bantuan langsung kepada perempuan di tingkat grassroot.
Kegiatan tersebut diadakan di Gedung Kesenian Giri Nata Mandala di Badung, Bali, pada tanggal 19 April.
Pada tanggal 20 April, buku yang berjudul “Suara Perempuan” diserahkan kepada menteri. Selanjutnya, diselenggarakan presentasi tentang sembilan topik utama tentang perempuan, disabilitas, dan kelompok terpinggirkan untuk Rencana Pembangunan Nasional 2025–2029.
Konferensi ditutup dengan penyerahan rencana pembangunan yang diusulkan untuk 2025–2029, yang mencakup kebutuhan perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok terpinggirkan, kepada Bappenas.
Berita terkait: Munas memberi kesempatan kepada perempuan, kelompok rentan untuk menyatakan aspirasi
Berita terkait: Pemberdayaan perempuan melalui literasi digital
Penerjemah: Sugiharto Purnama, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024