Banyuwangi (ANTARA) – Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggunakan kendaraan operasi jarak jauh (ROV) pada Jumat untuk mendeteksi dan memvisualisasi bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya di dasar laut Selat Bali.
Wakil Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Ribut Eko Suyanto, menyatakan bahwa pada hari ke-10 pencarian KMP Tunu, KNKT akan mengoperasikan ROV dengan bantuan KN Masalembu dan Distrik Navigasi Kemenhub.
“Hari ini, Ketua KNKT Soejanto Tjahjono akan mengoperasikan ROV untuk mendeteksi objek di titik referensi 8, 3,6 kilometer dari lokasi tenggelamnya kapal,” ujarnya dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.
Eko menjelaskan bahwa ROV KNKT diharapkan bisa mengoptimalkan deteksi dan visualisasi bangkai KMP Tunu, memberikan gambaran lebih jelas tentang objek bawah laut di kedalaman sekitar 50 meter di Selat Bali.
“Operasi SAR bawah laut hari ini difokuskan di sekitar lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, sementara elemen laut lain melanjutkan pencarian korban ke arah selatan hingga Tanjung Sembulungan,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Satuan Pencarian dan Pertolongan Laut (SRU), Letkol Muhamad Puji Santoso, menyatakan bahwa pada hari ke-10 operasi SAR, kapal perang KRI Pulau Fanildo juga mengoperasikan ROV di titik yang sama, yaitu titik referensi 8, sekaligus menggunakan kamera bawah air.
“Tim di KAL Sembulungan juga mengoperasikan multibeam echosounder (MBS) di titik yang sama. Setelah tim dari KRI Pulau Fanildo, KAL Sembulungan menggunakan MBS untuk memberikan gambar yang lebih jelas dan beresolusi tinggi,” ujarnya.
Di sisi lain, unit SRU laut lainnya melakukan operasi SAR permukaan. KRI Tongkol, KN SAR Arjuna, KN SAR Permadi, dan elemen kecil lain melanjutkan pencarian ke arah selatan.
Data dari Pos Gabungan Operasi SAR dan Potensi SAR di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menyebutkan hingga Selasa malam (8 Juli), terdapat 30 selamat, 15 korban tewas—satu di antaranya masih dalam proses identifikasi—dan 20 masih hilang dan dalam pencarian.
Kapal feri Tunu Pratama Jaya yang membawa 53 penumpang, 12 awak, dan 22 kendaraan tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025.